Cibinong, Bogor (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini mendatangi Balai Besar Vokasional Inten Soeweno, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Sabtu, yang kini juga menjadi tempat perakitan sepeda motor khusus bagi penyandang disabilitas.

Mantan Wali Kota Surabaya itu meninjau perakitan sepeda motor beroda tiga, yang nantinya digunakan oleh para penyandang disabilitas untuk sarana transportasi maupun berwirausaha.

Kepala Balai Besar Vokasional Inten Soeweno, Mokhamad O Royani menyebutkan bahwa program perakitan sepeda motor yang juga melibatkan penyandang disabilitas itu telah diluncurkan sejak hampir dua bulan lalu.

Baca juga: Mensos lelang sepatu hingga biskuit dagangan penyandang disabilitas

"Kita ditargetkan 50 unit untuk tahun pertama. Sekarang kita sedang menyelesaikan 18 unit, nanti kami akan merakit 32 unit lagi tapi di balai-balai yang lain, di Sumatera, di NTT, Sulawesi, Bali, dan Jawa Timur," terang Royani.

Kini khusus di Balai Besar Vokasional Inten Soeweno terdapat sembilan penyandang disabilitas yang ditugaskan untuk merakit sepeda motor yang harganya berkisar Rp30 juta hingga Rp60 juta per unit. Mereka merupakan mantan penerima manfaat pelatihan dari balai tersebut.

Baca juga: Risma tegaskan tak pilih-pilih dalam penyaluran bantuan bencana

Baca juga: Mensos butuhkan inovasi perempuan kurangi celah teknologi disabilitas


Sepeda motor yang dirakit, masing-masing dilengkapi peralatan sesuai fungsi untuk usaha para penyandang disabilitas, seperti untuk usaha menjahit, cuci steam kendaraan, warung kelontong, warung sayur, hingga warung kopi.

Royani mengatakan, ia kerap dibanjiri permohonan bantuan sepeda motor dari para penyandang disabilitas. Tapi, ia memberlakukan sejumlah penilaian untuk yang berhak menerimanya.

"Kami buat penilaian, artinya kalau mereka meminta bantuan sepeda motor dia harus bisa mengendalikan sepeda motor, jadi mohon dibedakan, ini bukan syarat tapi kriteria," kata Royani.

Baca juga: Kemensos gandeng LSM guna percepat bansos tepat sasaran

Baca juga: GMNI gandeng Kemensos cetak jiwa kewirausahaan sosial mahasiswa