Situbondo (ANTARA News) - Sebanyak 11 orang dari 162 kasus penyakit dipteri di wilayah Provinsi Jawa Timur telah meninggal dunia, satu di antaranya adalah warga Situbondo.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf ketika berkesempatan melihat kondisi kesehatan dua pasien dipteri yang tengah dirawat di Rumah Sakit Abdurrahem, Situbondo, Rabu.

Menurut Saifullah Yusuf, berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, hingga kini sudah ada 11 orang penderita dipteri yang meninggal dunia dari 162 kasus dipteri yang melanda beberapa wilayah Provinsi Jawa Timur.

"Karena itu mewabahnya penyakit dipteri yang diakibatkan bakteri tersebut telah menjadi atensi pemerintah provinsi dengan menyerahkan bantuan obat-obatan ke beberapa rumah sakit di Jawa Timur," jelasnya.

Dalam kunjungan kerjanya ke Rumah Sakit Umum Abdurrahem Situbondo, Wakil Gubernur juga menyerahkan bantuan obat-obatan yang akan diberikan secara gratis kepada para penderita dipteri.

Obat-obatan yang diserahkan atas instruksi Gubernur Jawa Timur itu, antara lain, 16 ribu tablet eritromesin, 70 botol sirup anti dipteri, 550 tablet vitamin, 300 botol vitamin sirup dan 13 botol ads.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Budiawan, penyebaran dan perkembangbiakan bakteri dipteri dikarenakan lingkungan yang kotor.

"Bakteri dipteri akan menyerang tenggorokan sehingga menyebabkan penderitanya susah bernafas. Selain itu disertai pula dengan suhu badan tinggi dan batuk. Jika tidak segera ditangani penderita bisa meninggal dunia," jelasnya.

Di Kabupaten Situbondo sendiri selama tiga pekan terakhir terdapat 10 kasus dipteri, satu penderita diantaranya meninggal dunia karena tidak segera tertangani tenaga medis.

Saat ini terdapat dua pasien positif dipteri yang mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Abdurrahem. Mereka adalah Sugik (21) dan dan Anam (4) yang kini masih di rawat di ruang isolasi.

Sedang tujuh lainnya sudah diizinkan karena sembuh. "Karena penyakit ini sangat cepat menular sehingga pihak rumah sakit tidak mengizinkan pengunjung untuk masuk di ruang perawatan penderita dipteri," ungkap Budiawan.

Sebenarnya masih dua pasien lainnya di rumah sakit milik Pemkab Situbondo itu yang mengalami gangguan mirip gejala dipteri. Namun setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan keduanya ternyata hanya mengalami ispa dan sekarang kondisinya terus membaik. Keduanya itu adalah Aisah (6 bulan) dan Abdi (50).

Karena itu, Budiawan, mengimbau agar warga masyarakat bisa menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggalnya agar dijadikan tempat berkembangbiaknya bakteri dipteri yang bisa mematikan tersebut. (ANT-164/K004)