Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pasar uang, Irfan Kurniawan memperkirakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan dapat mencapai angka Rp8.900 per dolar, karena aktifitas beli oleh pelaku pasar makin tinggi.

Faktor positif pasar makin kuat mendorong pelaku pasar khususnya asing membeli rupiah yang terpicu oleh berbagai isu positif baik dari pasar internal maupun eksternal, katanya di Jakarta, Selasa.

Irfan Kurniawan analis PT First Asia Capital mengatakan, pasar banyak membuat kejutan, seperti data ekonomi Amerika Serikat yang membaik mengenai akuisisi oleh raksasa komputer Hewlett-Packard data ekonomi yang kuat dari China.

Selain itu Indonesia berhasil memperoleh peringkat terbaik dalam bidang investasi yang mencapai 44 dari 54 negara yang diperoleh sebelumnya.

"Kami optimis pasar masih akan positif dalam beberapa hari kedepan, " tuturnya.

Menurut Irfan Kurniawan, rupiah sebelumnya sempat mendekati angka Rp8.955 per dolar, namun sejak di posisi itu terus melemah hingga diatas Rp9.000 per dolar.

Rupiah bahkan diperkirakan akan dapat berada di atas level Rp9.200 per dolar, karena kuatnya aksi lepas rupiah terhadap dolar, ucapnya.

Ia mengatakan, rupiah kembali terangkat pasar yang semula buram membuat kejutan seperti data ekonomi AS yang membaik.

"Kami optimis rupiah nanti akan kembali naik hingga jauh dibawah Rp9.000 per dolar, " ucapnya.

Menurut Irfan Kurniawan, posisi rupiah saat ini dinlai sudah cukup bagus (Rp8.956 per dolar), meski eksportir kesulitan untuk terhadap pergerakan rupiah yang menguat.

Namun kenaikan rupiah diperkirakan tidak akan bertahan lama, karena pemerintah tidak mau mengorbankan ekspornya, katanya.

Untuk bulan ini, lanjut dia rupiah akan dapat mencapai Rp8.900 per dolar, karena kuatnya aksi beli terhadap rupiah.

Bahkan mata uang Indonesia masih berpeluang untuk naik lagi, ucapnya.(*)

(T.h-CS/A011/R009)