Puerto Ordaz, Venezuela (ANTARA News/Reuters) - 14 orang tewas Senin,ketika sebuah pesawat milik perusahaan penerbangan negara di Venezuela, Conviasa, yang membawa 51 orang jatuh di halaman satu pabrik baja, kata beberapa pejabat.
Empat orang di pesawat itu dilaporkan hilang. Pesawat ATR-42 tersebut sedang melakukan penerbangan domestik antara pulau Margarita di Karibia dan kota industri di bagian selatan negeri itu, Puerto Ordaz, ketika pesawat tersebut jatuh di dekat gerbang pabrik Sidor di tepi sungai Orinoco.
Pekerja dan petugas pemadam dari pabrik itu berlari ke tempat kecelakaan dan mengeluarkan penumpang dari puing pesawat yang hancur dan ringsek, kata seorang pekerja pabrik baja tersebut kepada stasiun televisi negara.
"Sejauh ini 33 orang sedang dirawat di beberapa rumah sakit dan klinik di dekat lokasi. Sayangnya, 14 mayat harus diidentifikasi dan kami belum menemukan empat orang lagi," kata Gubernur setempat Francisco Rangel Gomez.
Beberapa gambar memperlihatkan badan pesawat yang pecah jadi dua di halaman yang dipenuhi rongsokan dan drum kosong. Sayap pesawat itu tergeletak pada jarak beberapa meter.
Satu rumah sakit Puerto Ordaz, yang berdekatan, menerima korban cedera dan mayat dari tempat kecelakaan. Direktur rumah sakit Yanitza Rodriguez mengatakan banyak korban cedera berada dalam kondisi serius.
Seorang pejabat di Lembaga Penerbangan Sipil Nasional mengatakan pilot pesawat itu telah mengirim pesan bahaya melalui radio beberapa detika sebelum pesawat jatuh.
"Kami menduga (kecelakaan tersebut) disebabkan oleh kegagalan kendali pesawat," kata pejabat itu --yang tak ingin disebutkan jatidirnya.
ATR, yang membuat pesawat bertenaga turbo dengan dua mesin yang memiliki 40-70 tempat duduk, adalah perusahaan patungan antara perusahaan induk Airbus EADS dan kelompok antariksa Italia, Finmerccanica.
Presiden Hugo Chavez mendirikan Conviasa pada 2004 untuk mengganti perusahaan penerbangan resmi Venezuela, Viasa, yang bangkrut.(*)
(Uu.C003/R009)
Pesawat Venezuela Jatuh, 14 Tewas
14 September 2010 20:40 WIB
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010
Tags: