Jakarta (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyebutkan bahwa titik terendah deforestasi atau hilangnya tutupan di Indonesia tercapai pada 2020 jika dibandingkan dengan beberapa tahun terakhir.

"Kalau kita lihat datanya 1996-2000 sampai dengan 3,5 juta hektare (ha) lalu di 2013-2014 hampir 1,1 juta ha dan pada tahun 2015 juga tinggi karena kebakaran hutan yang hebat dan pada 2020 kita mencapai hanya 115 ribu ha," kata Menteri LHK Siti dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di kompleks parlemen di Jakarta, Kamis.

Menurut data KLHK, angka deforestasi bruto pada 2018-2019 mencapai 0,47 juta ha dan mengalami penurunan menjadi seluas 0,12 juta ha pada 2019-2020.

Baca juga: Luhut sampaikan komitmen Indonesia dukung penanganan perubahan iklim

Setelah dikurangi reforestasi pada masing-masing periode angka deforestasi netto pada 2018-2019 menjadi 0,46 juta ha dan selanjutnya pada 2019-2020 menjadi 0,12 juta ha.

Siti juga menyebutkan terjadi penurunan luas kebakaran hutan dan lahan dari 2015 sampai dengan awal 2021.

Dalam perbandingan, pada 2015 terdapat 2,6 juta ha hutan dan lahan yang terbakar dengan angka itu terus mengalami penurunan setiap tahunnya, meski sempat meningkat kembali pada 2019 ketika 1,6 juta ha lahan terbakar.

Pada 2020 terjadi kebakaran di lahan seluas 296.757 ha dan untuk 2021 sampai akhir Mei telah terbakar sekitar 29.000 ha.

"Masih lebih rendah dari pada bulan yang sama di tahun 2020," kata Siti.

Baca juga: Studi temukan kaitan moratorium izin dengan tren penurunan deforestasi
Baca juga: KLHK: Penurunan deforestasi bukti komitmen pemerintah turunkan emisi