Luhut puji China yang jadi produsen dua pertiga obat dunia
10 Juni 2021 15:44 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi. ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman dan Investasi/aa.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menilai meski ada sejumlah pihak yang tidak menyukai China karena berbagai alasan, namun negeri tirai bambu merupakan negara yang hebat karena merupakan produsen dua pertiga obat-obatan dunia.
"Kita kadang-kadang marah mengenai Tiongkok, China. Saya bilang kepada Anda, mereka luar biasa. Dua pertiga obat dunia, pharmaceutical (farmasi) itu diproduksi di Tiongkok," katanya dalam Webinar Optimalisasi Muatan pada Program Penyelenggara Kewajiban Angkutan Barang di Laut (Tol Laut), Kamis.
Fakta tersebut pun mendorong pemerintah Indonesia untuk bisa mengambil peluang tersebut guna mendukung industri farmasi Tanah Air.
"Sehingga kemarin kami langsung membuat negosiasi untuk memproduksi (obat) di Indonesia," katanya.
Luhut sejak akhir pekan lalu melakukan kunjungan kerja ke Guiyang, China, untuk memperkuat kerja sama antara Indonesia-China. Luhut didampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Wakil Menteri Keuangan Suahasil, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, dan Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk China Dino R. Kusnadi dalam kunjungan tersebut.
Luhut berharap, kerja sama produksi obat itu akan bisa memberi manfaat positif. Ia menuturkan, selama ini banyak negara lain yang maju dan berkembang dengan pesat. Sementara di Indonesia, masyarakat banyak meributkan banyak hal yang tak perlu.
"Kita asyik berkelahi, asyik ribut dan asyik mempertanyakan hal lain, kita jadi jalan di tempat. Saya minta kita manfaatkan peluang ini, untuk kita membuat yang terbaik buat negeri Indonesia yang kita cintai ini," katanya.
Baca juga: China membuka ruang baru dalam hubungan bilateral dengan Indonesia
Baca juga: Indonesia kerja sama proyek prioritas dengan China
"Kita kadang-kadang marah mengenai Tiongkok, China. Saya bilang kepada Anda, mereka luar biasa. Dua pertiga obat dunia, pharmaceutical (farmasi) itu diproduksi di Tiongkok," katanya dalam Webinar Optimalisasi Muatan pada Program Penyelenggara Kewajiban Angkutan Barang di Laut (Tol Laut), Kamis.
Fakta tersebut pun mendorong pemerintah Indonesia untuk bisa mengambil peluang tersebut guna mendukung industri farmasi Tanah Air.
"Sehingga kemarin kami langsung membuat negosiasi untuk memproduksi (obat) di Indonesia," katanya.
Luhut sejak akhir pekan lalu melakukan kunjungan kerja ke Guiyang, China, untuk memperkuat kerja sama antara Indonesia-China. Luhut didampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Wakil Menteri Keuangan Suahasil, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, dan Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk China Dino R. Kusnadi dalam kunjungan tersebut.
Luhut berharap, kerja sama produksi obat itu akan bisa memberi manfaat positif. Ia menuturkan, selama ini banyak negara lain yang maju dan berkembang dengan pesat. Sementara di Indonesia, masyarakat banyak meributkan banyak hal yang tak perlu.
"Kita asyik berkelahi, asyik ribut dan asyik mempertanyakan hal lain, kita jadi jalan di tempat. Saya minta kita manfaatkan peluang ini, untuk kita membuat yang terbaik buat negeri Indonesia yang kita cintai ini," katanya.
Baca juga: China membuka ruang baru dalam hubungan bilateral dengan Indonesia
Baca juga: Indonesia kerja sama proyek prioritas dengan China
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: