Madrid (ANTARA News/Reuters/AFP) - Separatis Basque ETA mungkin akan
melakukan gencatan senjata permanen yang bisa dibuktikan setelah
pemerintah Spanyol menolak deklarasi penghentian serangan mereka pekan
lalu karena dianggap tidak memadai, kata seorang politikus yang terlibat
dalam perundingan dengan kelompok itu di masa silam.
Ketika ditanya mengenai prospek gencatan senjata permanen, ketua
partai Sosialis Basque Jesus Eguiguren Imaz mengatakan kepada surat
kabar El Pais, "Itu dimungkinkan. Namun itu mungkin akan diumumkan oleh
seseorang yang membuktikan gencatan senjata dan bukan dari ETA."
ETA mengumumkan penghentian serangan-serangan bersenjata pada 5
September, namun pemerintah Spanyol menolak deklarasi yang tidak
mencakup janji perlucutan senjata itu.
ETA menyampaikan pengumuman itu dalam rekaman yang dikirim ke BBC
dan harian pro-kemerdekaan Basque, Gara, yang menunjukkan tiga orang
dengan topi baret dan tutup kepala kuning yang duduk di sebuah meja yang
diapit bendera Basque dan dengan simbol ETA di dinding di belakangnya.
Kelompok yang dituduh bertanggung jawab atas kematian 829 orang
itu menyatakan memutuskan beberapa bulan lalu bahwa mereka "tidak akan
melancarkan serangan-serangan bersenjata". Sebaliknya, mereka berjanji
mengupayakan penyelesaian demokratis.
ETA, yang didaftar sebagai kelompok teroris oleh AS dan Uni
Eropa, tidak melancarkan serangan di wilayah Spanyol sejak Agustus 2009,
dan pihak berwenang Spanyol dan Prancis telah menangkap banyak pemimpin
tinggi mereka.
Eguiguren mengatakan bahwa setelah berbicara dengan Brian Currin,
seorang penengah Afrika Selatan yang bekerja sama dengan Batasuna,
sayap politik ETA, ia yakin proses ke arah peletakan senjata akan
dilakukan dalam dua tahap.
"Pertama, gencatan senjata, dan kedua, pembuktian oleh individu
internasional. Apa yang ia (Currin) katakan adalah Batasuna menyatakan
ETA harus mengakhiri (kekerasan) dan selama setahun ini wakil-wakilnya
telah menyetujui hal itu dengan perbandingan suara 90/10," katanya.
Pemerintah Perdana Menteri Jose Luis Rodriguez Zapatero bereaksi
dengan hati-hati, setelah mengambil langkah politik ketika ETA melanggar
gencatan senjata terakhirnya pada Desember 2006 dan membom bandara
utama Madrid yang menewaskan dua orang.
"ETA harus meninggalkan kekerasan sepenuhnya, selamanya," kata
Menteri Dalam Negeri Spanyol Alfredo Perez Rubalcaba.
Pernyataan ETA itu tidak memenuhi tuntutan pemerintah Spanyol dan
bahkan sayap politik mereka sendiri, Batasuna, mengenai "penghentian
perjuangan bersenjata tanpa syarat dan pasti", kata menteri itu di
televisi pemerintah TVE.
Spanyol dan Prancis bekerja erat untuk menumpas ETA, yang
bertanggung jawab atas kematian ratusan orang dalam perang gerilya 41
tahun mereka untuk mendirikan negara merdeka Basque di wilayah-wilayah
Spanyol utara dan Prancis baratdaya.
ETA, yang beberapa waktu lalu memperingati setengah abad
kelahiran mereka, dibentuk pada 31 Juli 1959 oleh sebuah kelompok
nasionalis mahasiswa sayap kiri yang menentang kediktatoran sayap kanan
Jendral Francisco Franco, yang menindas bahas Basque.
Pasukan keamanan memperkirakan bahwa kelompok separatis itu, yang
melemah akibat penangkapan para pemimpin tinggi mereka dan telah lama
relatif tidak aktif, berusaha melakukan unjuk kekuatan untuk membuktikan
bahwa mereka masih bisa melancarkan serangan terhadap pemerintah
Spanyol dan menjaga semangat para pendukungnya.
Meski sebagian besar penduduk Basque tampaknya mendukung
kemerdekaan bagi wilayah pegunungan itu, yang sudah memiliki otonomi
besar, dukungan bagi kekerasan menurun dalam beberapa tahun terakhir
ini.
Serangan fatal yang dituduhkan pada ETA terjadi pada Juni 2009,
ketika sebuah bom mobil menewaskan seorang polisi anti-teroris di kota
Bilbao, Basque.
ETA dituduh bertanggung jawab atas kematian lebih dari 800 orang
dalam operasi kekerasan mereka selama puluhan tahun untuk kemerdekaan
Basque.
Para analis mengatakan, ETA kehilangan dukungan bagi perjuangan
mereka melalui kekerasan, namun pengumpulan pendapat umum menunjukkan
mayoritas penduduk Basque mungkin masih menginginkan kemerdekaan wilayah
itu dari Spanyol.
Pada April, polisi menangkap tersangka komandan utama ETA Jurdan
Martitegi, sehingga jumlah komandan mereka yang ditangkap menjadi empat
orang dalam waktu kurang dari setahun. (M014/K004)
Politikus Basque: ETA Mungkin Lakukan Gencatan Senjata Permanen
12 September 2010 23:55 WIB
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Tags: