Bogor (ANTARA News) - Ulama Bogor meminta aksi perobekan Al Quran yang dimotori enam aktivis di depan Gedung Putih, Washington, Amerika disikapi dengan doa. Pengasuh Pesantren Al Quran Darul Kholidin, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, KH Musyaffa Suhaemi, di Bogor, Minggu, mengatakan aksi tersebut merupakan perbuatan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
"Perbuatan tersebut tidak akan dilakukan oleh orang yang beragama. Karena agama mengajarkan pemeluknya untuk menghargai keyakinan maupun kitab suci agama lain," katanya.
KH Musyaffa Suhaemi mengemukakan perobekan Al Quran di Amerika merupakan perbuatan yang sangat tidak terpuji. Perbuatan tersebut sangat mengganggu semangat kerukunan antarumat beragama dan kedamaian di dunia.
Selain itu, KH Musyaffa berpendapat perbuatan tersebut hanya melukai hati umat Islam, namun demikian umat Islam tidak akan terprovokasi.
"Umat Islam harus menyikapi masalah tersebut dengan kepala dingin. Kalaupun kita melakukan penolakan atau protes, kita lakukan dengan cara-cara yang berakhlak sesuai dengan semangat ajaran Al Quran," katanya.
Musyaffa Suhaemi mengemukakan, sejarah perjuangan Rasulullah SAW patut direnungi oleh umat Islam.
Dalam sejarahnya, Rasulullah menghadapi tantangan yang maha dahsyat dalam menyebarkan ajaran Islam, bahkan Rasulullah sering menghadapi ancaman fisik.
Kisah perobekan Al Quran, menurut Musyaffa, pernah terjadi pada zaman Rasulullah. Selain itu, Rasulullah pun sering berkirim surat ke raja-raja di belahan dunia yang saat itu sedang bertahta, namun suratnya sering dirobek.
"Rasulullah menyikapi secara tenang, bahkan Rasulullah mendoakan agar pelakunya diberikan hidayat oleh Allah SWT atau diberikan balasan yang setimpal," katanya.
Ia menambahkan Al Quran tidak akan mengalami penurunan nilai hanya karena dilecehkan atau dirobek, karena Al Quran diturunkan ke muka bumi dengan jaminan dijaga secara langsung oleh Allah SWT. (*)
(ANT-053/R009)
Ulama Bogor Minta Perobekan Quran Disikapi Doa
12 September 2010 23:24 WIB
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010
Tags: