Jakarta (ANTARA News) - Berbagai cara dilakukan untuk memperoleh bahan bakar alternatif yang bisa perbarui. Mulai dengan mengolah biji jarak dan minyak goreng bekas untuk bahan bakar alternatif, kini para peneliti sedang mengembangkan sel bahan bakar yang berasal dari urine.
Shanwen Tao and Rong Lan, dua ahli kimia dari University of Edinburgh's School of Engineering and Physical Sciences belum lama ini mengumumkan mereka mengembangkan prototipe bahan bakar yang mereka katakan bekerja pada urine, mengubahnya menjadi listrik dan air bersih.
Berdasarkan laporan Yahoo! India, seperti dikutip situs Natural News, sel bahan bakar yang dikembangkan tim memanfaatkan senyawa dalam urine yang disebut urea, yang merupakan produk limbah organik kimia yang terjadi saat tubuh memetabolisme protein.
Tidak seperti saat ini gas hidrogen dan teknologi sel bahan bakar metanol, yang keduanya dapat menjadi masalah bagi lingkungan, urea tidak beracun, kaya nitrogen berguna dan tersedia untuk digunakan.
Urea juga dikenal dengan sebutan karbamid. Urea tidak membutuhkan katalis mahal seperti platinum untuk mengoperasikannya. Tim mampu mengembangkan metode yang sederhana dan relatif tidak mahal yang megubah urea dalam air, nitrogen, karbondioksida dan listrik pada waktu yang sama.
Prototipe itu dinamakan "Carbamide Power System", berpotensi mengurangi biaya perawatan air karena banyak sistem pengairan kota sudah menghabiskan banyak uang untuk menghilangkan urea dari air limbah.
Dengan mengintegrasikan teknologi dalam sistem air yang ada dengan tujuan menyaring urea, sel bahan bakar merupakan prospek bagus karena berpotensi untuk menggerakkan listrik dalam jumlah besar dengan biaya murah.
Proyek ini membutuhkan biaya senilai 203.000 dolar dari Engineering and Physical Sciences Research Council, dengan tujuan sel bahan bakar urine di pulau terpencil, padang pasir, dan kapal selam di mana energi sulit ditemukan. Tetapi, potensi penggunannya terbatas, jika dan saat teknologi diluncrukan ke publik.
(ENY/A024)
Bahan Bakar Dari Urine
11 September 2010 11:43 WIB
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010
Tags: