Waykanan, Lampung (ANTARA News) - Para tokoh agama dan masyarakat di Kabupaten Waykanan, Provinsi Lampung, mengharapkan konflik agama selesai dan berhenti di era globalisasi ini.

"Sebaiknya pembatalan, bukan penangguhan, sebab itu adalah penghinaan agama. Secara pribadi saya tidak menginginkan konflik dan tragedi keagamaan di berbagai penjuru dunia terulang kembali," kata Pengasuh Pondok Pesantren Modern Al Mukmin, di Kampung Tanjungratu, Kecamatan Pakuanratu, Kabupaten Waykanan, Provinsi Lampung, ustadz Abdul Karim, Sabtu.

Lebih lanjut terkait rencana pembakaran Al Quran oleh pemimpin sekte evangelis di Florida, Amerika Serikat (AS), Terry Jones, masyarakat tidak perlu bereaksi berlebihan.

"Masyarakat khususnya umat Islam tidak perlu anarkis atau terpancing ulah sensasional Tery Jones atau pihak-pihak tidak bertanggung jawab di belakang rencana tersebut. Kasihan pihak-pihak yang tidak tahu menahu, intinya jangan mengorbankan orang lain, sebab Islam tidak megajarkan itu," ujarnya.

Menurut dia, di era globalisasi ini sebaiknya seluruh penduduk dunia menjaga dunia yang sudah tua supaya kondusif dengan berbagai kegiatan positif.

Sekata dengan Karim, di tempat terpisah, Ketua Parisada Hindu Dharma Bali Sadhar Kecamatan Banjit Kabupaten Waykanan Provinsi Lampung, I Gede Budi Artana mengecam rencana Hari Internasional Pembakaran Al Quran dengan dalih memperingati tragedi runtuhnya gedung World Trade Center (WTC) pada 11 September 2001.

"Secara pribadi dan kelembagaan saya menentang tindakan yang mengkerdilkan salah satu agama. Tragedi WTC tidak perlu dilebih-lebihkan lagi, sudah banyak korban yang jatuh," ujarnya.

Lebih lanjut, menurut dia, dunia tak perlu dibuat guncang dengan tindakan menyimpang yang mengganggu ketenangan.

"Dunia sebaiknya dijaga bersama, bukan dihancurkan, harapan kami hal itu tidak terjadi, rencana gila tersebut sebaiknya dibatalkan, bukan ditangguhkan, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di berbagai tempat," ujarnya.

Sementara itu, pustakawan Nuwa Lebah Institute, Susana Ekawati mengatakan tragedi keagamaan sama dengan tragedi kemanusiaan.

"Dunia beserta penduduk di dalamnya seharusnya dewasa, literatur berbagai konflik agama hanya menjatuhkan korban, baik manusia dan harta benda, sebaiknya dibaca ulang, jadi bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk," ujarnya.

Ia juga mengharapkan, pemimpin sekte evangelis, Tery Jones, membatalkan rencana pembakaran kitab suci umat Islam, bukan sekedar menangguhkan.
(T.ANT-247/J006/P003)