Kasus baru COVID-19 di Bangkalan capai 322 orang
8 Juni 2021 20:11 WIB
Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin Imron saat memaparkan penanganan COVID-19 pada rapat koordinasi di Pendopo Agung, Pemkab Bangkalan, Selasa (8/6/2021). (Humas Bangkalan)
Bangkalan (ANTARA) - Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin Imron mengemukakan kasus baru COVID-19 di wilayah itu mencapai 322 orang dalam dua minggu terakhir ini, dengan jumlah kasus tertinggi di Kecamatan Arosbaya, Klampis, Geger dan Kecamatan Bangkalan.
"Data penderita COVID-19 ini mulai tanggal 10 April hingga 7 Juni 2021," kata bupati, saat menyampaikan paparan pada rapat koordinasi penanganan COVID-19 di wilayah itu, di Pendopo Agung Pemkab Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Selasa.
Untuk menangani masalah itu, Pemkab Bangkalan telah menyiapkan fasilitas kesehatan di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu (Syamrabu) dengan menyediakan 150 tempat tidur dan kini telah digunakan untuk 93 pasien COVID-19.
"Pasien COVID-19 yang dirawat di RSUD Bangkalan ini adalah pasien yang positif, akan tetapi mengalami gejala," katanya.
Untuk pasien COVID-19 yang positif, akan tetapi tidak mengalami gejala atau yang diistilahkan dengan orang tanpa gejala (OTG), maka tim Satgas COVID-19 Bangkalan menempatkan mereka di Balai Diklat Pemkab Bangkalan, dengan kapasitas 74 tempat tidur dan sampai saat ini sudah digunakan oleh 35 pasien.
Dalam kesempatan itu, bupati juga menuturkan bahwa penderita COVID-19 di kabupaten paling barat di Pulau Garam itu, bukan hanya dari kalangan tenaga medis dan warga biasa, akan tetapi ada juga yang berasal dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) Bangkalan.
"Untuk penanganan atau isolasi bagi PMI ini, kami menyiapkan balai latihan kerja dengan kapasitas 30 tempat tidur, dan sampai saat ini sudah terisi 17 orang," ujar bupati.
Selain itu, bupati menyampaikan hasil kegiatan penyekatan pada 7 Juni 2021 di akses Jembatan Suramadu dan Pelabuhan Kamal.
Ia menuturkan, 1.364 orang telah dilakukan rapid test antigen dan hasilnya 28 orang dinyatakan reaktif dan setelah dilakukan tes usap sebanyak delapan orang terkonfirmasi positif.
Berdasarkan hasil analisa, sambung Ra Latif, sapaan karib Bupati Abdul Latif Amin Imron, penyebab lonjakan kasus COVID-19 di Kabupaten Bangkalan terjadi karena transmisi lokal pada klaster keluarga dari pemudik, pada Hari Raya Ketupat di Arosbaya, dimana masyarakat biasa menggelar tradisi kumpul bareng keluarga dan kegiatan itu mengabaikan protokol kesehatan.
Selain itu, petugas tidak bisa melakukan pelacakan pada masyarakat yang terlebih dahulu diketahui terpapar COVID-19 karena masyarakat Bangkalan banyak yang menolak dan tidak kooperatif dengan petugas.
"Saat ini kami meminta petugas menggerakkan personelnya ke desa-desa guna menjalankan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro, seperti babinsa dan bhabinkamtibmas," katanya.
Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin Imron memaparkan penanganan COVID-19 di Pendopo Agung Pemkab Bangkalan ini kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Ganip Warsito, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan perwakilan Komisi VII DPR RI.
"Data penderita COVID-19 ini mulai tanggal 10 April hingga 7 Juni 2021," kata bupati, saat menyampaikan paparan pada rapat koordinasi penanganan COVID-19 di wilayah itu, di Pendopo Agung Pemkab Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Selasa.
Untuk menangani masalah itu, Pemkab Bangkalan telah menyiapkan fasilitas kesehatan di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu (Syamrabu) dengan menyediakan 150 tempat tidur dan kini telah digunakan untuk 93 pasien COVID-19.
"Pasien COVID-19 yang dirawat di RSUD Bangkalan ini adalah pasien yang positif, akan tetapi mengalami gejala," katanya.
Untuk pasien COVID-19 yang positif, akan tetapi tidak mengalami gejala atau yang diistilahkan dengan orang tanpa gejala (OTG), maka tim Satgas COVID-19 Bangkalan menempatkan mereka di Balai Diklat Pemkab Bangkalan, dengan kapasitas 74 tempat tidur dan sampai saat ini sudah digunakan oleh 35 pasien.
Dalam kesempatan itu, bupati juga menuturkan bahwa penderita COVID-19 di kabupaten paling barat di Pulau Garam itu, bukan hanya dari kalangan tenaga medis dan warga biasa, akan tetapi ada juga yang berasal dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) Bangkalan.
"Untuk penanganan atau isolasi bagi PMI ini, kami menyiapkan balai latihan kerja dengan kapasitas 30 tempat tidur, dan sampai saat ini sudah terisi 17 orang," ujar bupati.
Selain itu, bupati menyampaikan hasil kegiatan penyekatan pada 7 Juni 2021 di akses Jembatan Suramadu dan Pelabuhan Kamal.
Ia menuturkan, 1.364 orang telah dilakukan rapid test antigen dan hasilnya 28 orang dinyatakan reaktif dan setelah dilakukan tes usap sebanyak delapan orang terkonfirmasi positif.
Berdasarkan hasil analisa, sambung Ra Latif, sapaan karib Bupati Abdul Latif Amin Imron, penyebab lonjakan kasus COVID-19 di Kabupaten Bangkalan terjadi karena transmisi lokal pada klaster keluarga dari pemudik, pada Hari Raya Ketupat di Arosbaya, dimana masyarakat biasa menggelar tradisi kumpul bareng keluarga dan kegiatan itu mengabaikan protokol kesehatan.
Selain itu, petugas tidak bisa melakukan pelacakan pada masyarakat yang terlebih dahulu diketahui terpapar COVID-19 karena masyarakat Bangkalan banyak yang menolak dan tidak kooperatif dengan petugas.
"Saat ini kami meminta petugas menggerakkan personelnya ke desa-desa guna menjalankan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro, seperti babinsa dan bhabinkamtibmas," katanya.
Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin Imron memaparkan penanganan COVID-19 di Pendopo Agung Pemkab Bangkalan ini kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Ganip Warsito, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan perwakilan Komisi VII DPR RI.
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021
Tags: