Jakarta (ANTARA) - Kementerian Keuangan menyatakan turunnya yield obligasi pemerintah AS (US Treasury) serta penguatan nilai tukar rupiah menjadi pemicu tingginya permintaan dalam lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa.

"Kecenderungan penurunan yield US Treasury sebagai dampak perkembangan kondisi makro ekonomi Amerika Serikat serta penguatan nilai tukar rupiah menjadi sentimen positif yang memengaruhi tingginya bids pada lelang kali ini," kata Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kemenkeu Deni Ridwan di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan tingginya penawaran masuk hingga Rp78,45 triliun dalam lelang juga disebabkan oleh keyakinan investor terhadap likuiditas perbankan domestik yang masih mencukupi dan penurunan level CDS 5 tahun dibandingkan lelang sebelumnya.

Baca juga: Lelang SUN serap Rp34 triliun

"Jumlah penawaran masuk hingga Rp78,45 triliun ini meningkat dibandingkan bids pada lelang SUN sebelumnya (Selasa, 25/5) sebesar Rp78,16 triliun," kata Deni.

Ia memaparkan partisipasi investor asing meningkat signifikan dalam lelang kali ini hingga mencapai 19,13 persen dari total penawaran masuk dibandingkan lelang SUN sebelumnya 14,89 persen.

Fokus penawaran investor berada pada seri FR0086 dan FR0087 dengan tenor masing-masing 5 dan 10 tahun, yang mencakup 88,6 persen dari total partisipasi asing.

Baca juga: Rupiah berpeluang menguat hari ini, seiring turunnya yield obligasi AS

"Hal ini juga inline dengan preferensi dari investor domestik sehingga proporsi bids dari seluruh investor pada tenor 5 dan 10 tahun mencapai 69,04 persen dari total bids di lelang SUN hari ini," katanya.

Secara umum, terdapat penurunan Weigthed Average Yield (WAY) obligasi negara yang dilelang sebesar 2-9 bps dibandingkan dengan WAY pada lelang sebelumnya. Penurunan WAY tertinggi berada pada SUN dengan tenor 5 tahun dengan incoming bid yang cukup tinggi sebesar Rp20,42 triliun.

Sebelumnya, pemerintah menyerap dana sebesar Rp34 triliun dari lelang tujuh seri surat utang negara (SUN) di pasar perdana pada Selasa dengan penawaran masuk mencapai Rp78,45 triliun.

Penetapan permintaan Rp34 triliun tersebut dilakukan dengan pertimbangan rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2021, imbal hasil SBN yang wajar di pasar sekunder, serta pemenuhan supply SUN dari pasar perdana.

Dengan lelang rutin tersebut, secara keseluruhan jumlah pembiayaan negara yang berasal dari lelang SUN selama Januari-Juni 2021 mencapai Rp334,24 triliun.