Jakarta (ANTARA) - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengatakan fenomena gerhana matahari cincin akan terjadi bertepatan dengan fase bulan baru pada 10 Juni 2021.

"Gerhana matahari cincin tidak dapat diamati dari Indonesia, hanya bisa diamati dari wilayah di sekitar kutub utara," kata Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lapan Emanuel Sungging Mumpuni saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Baca juga: BMKG Padang Panjang amati gerhana matahari sebagian di Sumbar

Gerhana matahari cincin itu tidak dapat dilihat dari Indonesia. Gerhana tersebut hanya dapat disaksikan di Pulau Ellesmere dan Baffin di Kanada serta kawasan Siberia di Rusia dengan ketampakan maksimum terjadi pada pukul 17.43 WIB.

Gerhana matahari cincin terjadi ketika Matahari, Bulan dan Bumi berada pada satu garis lurus. Pada waktu terjadi gerhana, Bulan yang menutupi Matahari tampak lebih kecil, sehingga tidak mampu menghalangi seluruh cahaya Matahari.

Baca juga: Peneliti Lapan: Indonesia saksikan gerhana matahari cincin 2031

Sementara fase bulan baru kali ini terjadi pada 10 Juni 2021 pukul 17.52 WIB dengan jarak 404.245 kilometer dari Bumi dan terletak di konstelasi Taurus.

Selain itu, ada fenomena astronomi lain yang terjadi pada pekan ini yaitu konjungsi inferior Merkurius pada 11 Juni, dan konjungsi kuartet Bulan-Venus-Pollux-Mars pada 12-14 Juni.

Baca juga: Lapan: Puncak hujan meteor Arietid pada 7 Juni 2021

Konjungsi inferior adalah konfigurasi ketika Bumi, Merkurius dan Matahari berada pada satu garis lurus.

Konjungsi inferior Merkurius kali ini terjadi pada pukul 08.05 WIB.

Fenomena tersebut terjadi setiap 116 hari sekali, yang mana terakhir kali terjadi pada 8 Februari 2021 dan akan terjadi kembali pada 10 Oktober 2021 dan 23 Januari 2022.

Baca juga: LAPAN: Cahaya hijau dekat Merapi kemungkinan terkait hujan meteor