Jakarta (ANTARA) - Emiten perkapalan PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) meraup laba bersih sepanjang 2020 sebesar 37,8 juta dolar AS atau setara Rp536,76 miliar (kurs Rp14.200 per dolar AS), naik 78,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 21,2 juta dolar AS.

Perseroan mencatatkan pendapatan tahun lalu sebesar 194,4 juta dolar atau meningkat 91,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya 101,5 juta dolar.

"Dikarenakan kondisi pasar tahun 2020 yang penuh tantangan, perseroan mencatatkan beberapa pos luar biasa dan atau nontunai. Dengan penyesuaian tersebut, laba bersih yang disesuaikan adalah 49,1 juta dolar untuk tahun 2020 dan 16,7 juta dolar untuk tahun 2019, meningkat 194 persen untuk periode tersebut," kata Direktur Utama BULL Kevin Wong dalam pernyataan di Jakarta, Selasa.

Baca juga: OECD : Ekonomi global tumbuh lebih tinggi, namun tidak merata

Sementara EBITDA atau pendapatan perusahaan yang belum dikurangi bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi, meningkat dari 54,3 juta dolar menjadi 119,6 juta dolar, naik 120,2 persen.

Kevin mengatakan peningkatan kinerja tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain tambahan armada. "Selama tahun 2020, BULL menerima 13 kapal tambahan ke dalam armadanya, menambah jumlah kapal dari 25 kapal menjadi 38 kapal. Pada saat yang sama, kapasitas tonase efektifnya meningkat dari 1,4 juta DWT menjadi 2,1 juta DWT, meningkat 50 persen," ujar Kevin.

Rata-rata Time Charter Rate (TCR) internasional untuk segmen kapal tanker utama BULL tetap stabil.

Baca juga: Ekonomi kawasan APEC diperkirakan tumbuh 6,3 persen tahun ini

Dalam laporan bulanan terbaru para analis pada Mei OPEC memperkirakan permintaan minyak global akan naik menjadi 99,7 juta barel per hari pada kuartal IV 2021 dibandingkan dengan 94,8 juta barel per hari pada kuartal II 2021.

Goldman bahkan lebih bullish, kata dia, memperkirakan peningkatan permintaan minyak hingga 100 juta barel per hari pada akhir Juli, yang merupakan peningkatan 5,2 juta barel per hari dalam volume minyak yang perlu diangkut, peningkatan 5,5 persen hanya dalam dua bulan.

Menanggapi hal ini, lanjutnya, OPEC+ akan meningkatkan produksinya sebesar 1,5 juta barel per hari sampai Juli yang secara signifikan akan meningkatkan permintaan kapal tanker minyak untuk mengangkut minyak.

Baca juga: Harga minyak jatuh lagi di Asia, terseret rapuhnya pemulihan global