Subang (ANTARA News) - Kemacetan di jalur pantai utara Jawa (Pantura) wilayah Subang, Jawa Barat, terjadi Rabu malam, karena ramainya kendaraan yang keluar masuk SPBU dan lokasi peristirahatan.
Menurut pantauan ANTARA, Rabu malam, antrean kendaraan yang bergerak lambat ke arah timur terlihat hingga sekitar tiga kilometer, yakni mulai dari Sukamandi hingga Ciasem, Kabupaten Subang.
Lalu lintas semakin padat terutama menjelang SPBU karena banyaknya mobil dan sepeda motor yang mengisi bahan bakar.
Situasi serupa terlihat di tempat-tempat peristirahatan bagi para pemudik berkendaraan pribadi maupun bus-bus besar.
Di sebuah tempat perisitirahatan sekaligus rumah makan di kawasan Ciasem misalnya, banyak bus yang terpaksa parkir di bahu jalan karena areal parkir sudah penuh.
Setelah melewati SPBU atau tempat peristirahatan, arus lalu lintas terlihat lebih lancar, namun berbagai jenis kendaraan kembali merayap menjelang SPBU atau tempat peristirahatan berikutnya.
Di tengah kepadatan dan kemacetan arus lalu lintas, perjalanan para pemudik diwarnai dengan hujan cukup deras pada Rabu malam.
Akibat hujan yang mengguyur jalur Pantura lintasan Subang itu, banyak pemudik bersepeda motor berteduh di pinggir-pinggir jalan.
Arus lalu lintas di pantura Subang tidak hanya didominasi mobil pribadi namun juga bus-bus besar, sepeda motor, dan bahkan sesekali terlihat pemudik yang menggunakan bajaj.
Polda Metro Jaya sebelumnya memperkirakan jumlah warga Jakarta yang mudik dengan sepeda motor ke berbagai kota di Jawa dan Sumatra mencapai 3,6 juta orang pada Idul Fitri 1431 Hijriah ini.
Total jumlah warga Ibukota Jakarta yang mudik ke kampung halaman mereka diperkirakan mencapai 15 juta orang.
Mereka umumnya menuju berbagai kota dan desa di Pulau Jawa untuk menghabiskan libur lebaran bersama sanak keluarga dan handai taulan.(*)
(ANT-051/R009)
Pantura Subang Macet Jelang SPBU
8 September 2010 22:46 WIB
Sejumlah kendaraan pengangkut pemudik terjebak kemacetan di kawasan Simpang Jomin, Karawang, Jawa Barat, Rabu (8/9). (ANTARA/Ismar Patrizki)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010
Tags: