Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta meminta agar semua menteri Kabinet Indonesia Bersatu II tidak kuatir dan tidak memikirkan bakal adanya reshuffle, seperti yang diperkirakan oleh anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok.

"Para menteri sebaiknya fokus pada pekerjaan saja, tak perlu kuatir akan `reshuffle`," kata Anis Matta, Jakarta, Rabu.

Wakil Ketua DPR itu meminta kepada menteri dari PKS untuk tetap bekerja secara maksimal.

"Saya juga meminta kepada menteri dari PKS untuk terus bekerja secara maksimal. Para menteri adalah pembantu presiden. Jadi tak perlu takut," kata Anis.

Menurut dia, `reshuffle` bukan jalan keluar untuk menyelesaikan persoalan bangsa.

"Reshuffle bukan jawaban yang tepat sekarang ini untuk menyelesaikan masalah bangsa. Yang diperlukan diperbaiki adalah leadership dari pemimpin nasional kita," kata Anis.

Ia menambahkan, kunci utama dari masalah bangsa terletak pada leadership seseorang, yakni Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Simpul dari ke semua persoalan yang ada terletak pada leadership seorang pemimpin. Jadi para menteri tak perlu takut akan adanya reshuffle," kata dia.

Ia menyebutkan, kalau simpulnya bagus dan baik, maka yang lain akan menjadi baik.

"Tak kala simpulnya tidak baik dan baik, maka yang lain akan menjadi tak baik," ujar Anis.

Ia mencontohkan, lemahnya leadership seorang pemimpin bisa dilihat dari hasil perundingan antara Indonesia-Malaysia.

"Hasil perundingan antara Indonesia-Malaysia yang dilakukan di Kinabalu itu tidak memuaskan. Itu salah satu bukti lemahnya simpul leadership kita. Jadi jangan disalahkan para pembantunya, apalagi melakukan `reshuffle`," katanya.

Terkait laporan Ketua Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan, Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto, Anis mengatakan, laporan tersebut hanya referensi dan belum tentu jadi acuan bagi SBY untuk melakukan `reshuffle`.

(ANT/S026)