Holding ultra mikro dorong penciptaan wirausahawan baru secara masif
7 Juni 2021 16:07 WIB
Ilustrasi - Perajin menyelesaikan tas anyaman kulit di rumah produksi Rorokenes di Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Aji Styawan/rwa.
Jakarta (ANTARA) - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menilai holding BUMN ultra mikro sangat efektif dalam mendorong penciptaan wirausahawan atau entrepreneur baru dalam jumlah besar.
"Ketika proses ini berjalan lancar, Indonesia akan mampu mencetak wirausahawan baru dalam jumlah besar," kata Aviliani dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Dia menyampaikan bahwa model bisnis di ekosistem ultra mikro tak sekadar pembiayaan tetapi juga pemberdayaan. BRI, Pegadaian, dan PNM mampu berbagi tugas lebih baik dalam merawat kinerja pelaku ultra mikro.
Baca juga: Pengamat: Holding BUMN ultra mikro munculkan sentra UMKM baru
PNM akan tetap fokus melaksanakan tugas pemberdayaan, sedangkan BRI akan mampu mendukung pembiayaannya dengan cost of fund yang sudah sangat rendah. Sementara itu, Pegadaian akan mampu mendukung pelaku ultra mikro pada saat kebutuhan pengembangan usaha mulai meningkat.
Menurut Aviliani, saat ini minat masyarakat untuk membangun usaha sendiri semakin besar. Hanya saja, ekosistem pembiayaan dan pemberdayaan yang tersedia belum terintegrasi secara baik. Karena itu, negara harus mampu menyediakan wadah jasa keuangan yang andal agar mampu merawat dan menumbuhkembangkan usaha masyarakat kelas bawah.
"Holding ultra mikro ini akan mampu menjadi entry point seseorang yang menjadi wirausaha sehingga harus dirawat dan didukung," ujar Aviliani.
Dia menjelaskan hal ini pun akan mampu mengubah pola pikir masyarakat yang masih sangat tergantung pada penyerapan tenaga kerja pelaku usaha besar. Pola pikir masyarakat pun akan berubah dari mencari pekerjaan menjadi penyedia lapangan kerja. Ini sangat relevan di tengah lonjakan pengangguran akibat pandemi.
Baca juga: Pakar sebut holding BUMN ultra mikro atasi persoalan pinjol ilegal
Sementara itu Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch. Amin Nurdin mengatakan bahwa pembentukan holding BUMN untuk sektor ultra mikro dinilai akan menciptakan transfer knowledge yang dapat memacu peningkatan kualitas sumber daya manusia mengingat segmen ultra mikro sarat dengan pendampingan.
Transfer pengetahuan diproyeksikan menjadi salah satu kunci penting untuk kesuksesan proses penyelarasan misi holding ultra mikro ke depan.
"Saya rasa mentransfer pengetahuan ini yang akan menjadi tahap utama dan yang paling penting dalam tahap awal operasional holding," ujar Amin Nurdin.
Amin juga berpendapat upaya mentransfer pengetahuan tersebut dapat lebih optimal lagi dengan adanya standardisasi sumber daya manusia (SDM). Terlebih, BRI saat ini sudah memiliki berbagai macam saluran pengembangan dan standardisasi SDM yang ke depan bisa diaplikasikan pada Pegadaian dan PNM.
"Dan ini akan membuat karier SDM di holding ultra mikro ini menjadi lebih jelas dan berkualitas," katanya.
"Ketika proses ini berjalan lancar, Indonesia akan mampu mencetak wirausahawan baru dalam jumlah besar," kata Aviliani dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Dia menyampaikan bahwa model bisnis di ekosistem ultra mikro tak sekadar pembiayaan tetapi juga pemberdayaan. BRI, Pegadaian, dan PNM mampu berbagi tugas lebih baik dalam merawat kinerja pelaku ultra mikro.
Baca juga: Pengamat: Holding BUMN ultra mikro munculkan sentra UMKM baru
PNM akan tetap fokus melaksanakan tugas pemberdayaan, sedangkan BRI akan mampu mendukung pembiayaannya dengan cost of fund yang sudah sangat rendah. Sementara itu, Pegadaian akan mampu mendukung pelaku ultra mikro pada saat kebutuhan pengembangan usaha mulai meningkat.
Menurut Aviliani, saat ini minat masyarakat untuk membangun usaha sendiri semakin besar. Hanya saja, ekosistem pembiayaan dan pemberdayaan yang tersedia belum terintegrasi secara baik. Karena itu, negara harus mampu menyediakan wadah jasa keuangan yang andal agar mampu merawat dan menumbuhkembangkan usaha masyarakat kelas bawah.
"Holding ultra mikro ini akan mampu menjadi entry point seseorang yang menjadi wirausaha sehingga harus dirawat dan didukung," ujar Aviliani.
Dia menjelaskan hal ini pun akan mampu mengubah pola pikir masyarakat yang masih sangat tergantung pada penyerapan tenaga kerja pelaku usaha besar. Pola pikir masyarakat pun akan berubah dari mencari pekerjaan menjadi penyedia lapangan kerja. Ini sangat relevan di tengah lonjakan pengangguran akibat pandemi.
Baca juga: Pakar sebut holding BUMN ultra mikro atasi persoalan pinjol ilegal
Sementara itu Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch. Amin Nurdin mengatakan bahwa pembentukan holding BUMN untuk sektor ultra mikro dinilai akan menciptakan transfer knowledge yang dapat memacu peningkatan kualitas sumber daya manusia mengingat segmen ultra mikro sarat dengan pendampingan.
Transfer pengetahuan diproyeksikan menjadi salah satu kunci penting untuk kesuksesan proses penyelarasan misi holding ultra mikro ke depan.
"Saya rasa mentransfer pengetahuan ini yang akan menjadi tahap utama dan yang paling penting dalam tahap awal operasional holding," ujar Amin Nurdin.
Amin juga berpendapat upaya mentransfer pengetahuan tersebut dapat lebih optimal lagi dengan adanya standardisasi sumber daya manusia (SDM). Terlebih, BRI saat ini sudah memiliki berbagai macam saluran pengembangan dan standardisasi SDM yang ke depan bisa diaplikasikan pada Pegadaian dan PNM.
"Dan ini akan membuat karier SDM di holding ultra mikro ini menjadi lebih jelas dan berkualitas," katanya.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021
Tags: