AASI manfaatkan digitalisasi di tengah pandemi COVID-19
7 Juni 2021 15:25 WIB
Tangkapan layar saat Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Tatang Nur Hidayat menyampaikan paparan dalam jumpa pers yang berlangsung virtual, Senin (7/6) (ANTARA/Fathur Rochman)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Tatang Nur Hidayat mengatakan pihaknya memanfaatkan digitalisasi dalam memudahkan berbagai aktivitas perasuransian syariah selama pandemi COVID-19.
"Sampai saat ini inisiatif untuk digitalisasi ini dilakukan oleh teman-teman di asuransi syariah baik jiwa maupun konvensional, dan ini sangat membantu dalam kondisi pandemi COVID-19 saat ini," ujar Tatang dalam jumpa pers yang berlangsung virtual, Senin.
Tatang lalu mencontohkan penerapan digitalisasi dalam konteks sertifikasi keagenan. Dengan digitalisasi, kata dia, proses sertifikasi keagenan menjadi lebih mudah.
"Kalau kita tidak ada digitalisasi, bisa dibilang sertifikasi keagenan bisa terhambat sebagai salah satu saluran distribusi yang porsinya cukup besar di asuransi syariah," ucap dia.
Baca juga: Indonesia dinilai berpotensi pimpin ekonomi syariah global
Lebih lanjut Tatang mengatakan, dengan adanya pembatasan aktivitas atau pertemuan di tengah pandemi COVID-19, digitalisasi memiliki dua peranan penting, yakni meningkatkan pertumbuhan pemasaran serta pelayanan.
Tatang menyebut dua peran digitalisasi tersebut sangat dirasakan oleh industri asuransi syariah di Tanah Air.
"Dalam asuransi syariah ini Alhamdulillah dua-duanya, baik itu pemasaran langsung, baik itu pendukung aktivitas pemasaran maupun dalam konteks service terhadap peserta itu dilakukan dengan bisa dibilang berhasil," kata Tatang.
"Walaupun Kalau dibilang stagenya, itu mungkin belum, tahapannya itu tahapan yang masih perlu dikembangkan kembali," sambung dia.
Dalam kesempatan itu, Tatang turut menyampaikan capaian kinerja industri asuransi syariah pada kuartal pertama 2021. Dia menyebut bahwa kondisi perasuransian syariah secara keseluruhan berjalan sangat baik.
Peningkatan aset asuransi syariah naik 7,32 persen dibanding kuartal pertama 2021. Selain itu, asuransi syariah juga mengalami peningkatan premi sebesar 45,29 persen.
"Tentu ini adalah hal yang patut kita syukuri bersama dan juga menjadi modal bagi perasuransian syariah untuk bisa terus tumbuh dan bisa lebih baik lagi dalam upaya kita melakukan pertumbuhan ekonomi secara nasional maupun juga terutama terus menggerakkan pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia," ucap dia.
Baca juga: Prudential Indonesia Syariah siapkan spin off
Baca juga: Manfaatkan pasar asuransi syariah, RI perlu ratifikasi protokol ASEAN
Baca juga: Begini pesan Wapres Ma'ruf Amin soal asuransi syariah
"Sampai saat ini inisiatif untuk digitalisasi ini dilakukan oleh teman-teman di asuransi syariah baik jiwa maupun konvensional, dan ini sangat membantu dalam kondisi pandemi COVID-19 saat ini," ujar Tatang dalam jumpa pers yang berlangsung virtual, Senin.
Tatang lalu mencontohkan penerapan digitalisasi dalam konteks sertifikasi keagenan. Dengan digitalisasi, kata dia, proses sertifikasi keagenan menjadi lebih mudah.
"Kalau kita tidak ada digitalisasi, bisa dibilang sertifikasi keagenan bisa terhambat sebagai salah satu saluran distribusi yang porsinya cukup besar di asuransi syariah," ucap dia.
Baca juga: Indonesia dinilai berpotensi pimpin ekonomi syariah global
Lebih lanjut Tatang mengatakan, dengan adanya pembatasan aktivitas atau pertemuan di tengah pandemi COVID-19, digitalisasi memiliki dua peranan penting, yakni meningkatkan pertumbuhan pemasaran serta pelayanan.
Tatang menyebut dua peran digitalisasi tersebut sangat dirasakan oleh industri asuransi syariah di Tanah Air.
"Dalam asuransi syariah ini Alhamdulillah dua-duanya, baik itu pemasaran langsung, baik itu pendukung aktivitas pemasaran maupun dalam konteks service terhadap peserta itu dilakukan dengan bisa dibilang berhasil," kata Tatang.
"Walaupun Kalau dibilang stagenya, itu mungkin belum, tahapannya itu tahapan yang masih perlu dikembangkan kembali," sambung dia.
Dalam kesempatan itu, Tatang turut menyampaikan capaian kinerja industri asuransi syariah pada kuartal pertama 2021. Dia menyebut bahwa kondisi perasuransian syariah secara keseluruhan berjalan sangat baik.
Peningkatan aset asuransi syariah naik 7,32 persen dibanding kuartal pertama 2021. Selain itu, asuransi syariah juga mengalami peningkatan premi sebesar 45,29 persen.
"Tentu ini adalah hal yang patut kita syukuri bersama dan juga menjadi modal bagi perasuransian syariah untuk bisa terus tumbuh dan bisa lebih baik lagi dalam upaya kita melakukan pertumbuhan ekonomi secara nasional maupun juga terutama terus menggerakkan pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia," ucap dia.
Baca juga: Prudential Indonesia Syariah siapkan spin off
Baca juga: Manfaatkan pasar asuransi syariah, RI perlu ratifikasi protokol ASEAN
Baca juga: Begini pesan Wapres Ma'ruf Amin soal asuransi syariah
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021
Tags: