Denpasar (ANTARA News) - Peringatan bepergian (travel warning) terkait keamanan yang sering dikeluarkan Pemerintah Australia kepada warganya yang sedang maupun akan berlibur ke Pulau Dewata, tampaknya kurang digubris.
"Hal itu dapat disaksikan dengan semakin banyaknya turis Negeri Kanguru yang datang berlibur bahkan ada sambil berbisnis ke Bali hingga pertengahan 2010," kata Drs Dewa Nyoman Putra, pengamat pariwisata Bali, di Denpasar, Selasa.
Dia berpendapat, hampir 90 persen turis dari negara benua itu menyatakan berlibur ke Bali. Selama periode Januari-Juli 2010 bertambah 51,07 persen dari sebanyak 226.170 orang menjadi 341.664 orang.
Semakin banyaknya turis yang datang dari negara tetangga tersebut, katanya, karena mereka menganggap Bali sebagai "rumah kedua", sehingga tidak mengherankan kalau kedatangan mereka semakin banyak.
Dewa Putra mengatakan, banyak faktor yang mempengaruhi semakin banyaknya kunjungan turis asal Australia. Selain jarak yang dekat dengan dukungan kelancaran transportasi udara, juga ditambah kondisi Bali yang aman dan nyaman untuk berlibur.
Australia terlalu sering mengeluarkan larangan atau peringatan kepada masyarakat yang kepingin berlibur ke Bali, terutama jika terjadi pergolakan antaranggota masyarakat dalam berbagai skala intensitas.
"Itu soal biasa saja sebetulnya, asalkan tidak terlalu membahayakan. Masalah pencurian, perkelahian ada di mana saja," katanya, diikuti menyebut contoh Kota London dengan pengamanan ekstra ketat juga masih ada perkelahian warga atau kasus pencurian.
Menurut banyak kalangan, Bali termasuk kondusif sebagai daerah kunjungan turis internasional. Hal itu terbukti pula dengan semakin banyak turis asing ke Pulau Dewata, yakni mencapai 1,4 juta orang selama tujuh bulan pertama 2010.
Turis Australia, menurut data statistik, paling banyak datang berlibur ke Bali, yaitu sebesar 23,81 persen dari total turis mancanegara ke Pulau Dewata selama periode Januari-Juli 2010.
"Selain turis Australia yang jumlahnya bertambah ke Bali, juga asal China meningkat dari 116.624 orang menjadi 118.008 orang, menyusul pelancong asal Inggris dari 48.029 orang menjadi 51.491 orang," katanya menjelaskan. (ANT-077/K004)
Larangan Pemerintah Australia Kurang Digubris
7 September 2010 18:52 WIB
(ANTARA/Nyoman Budhiana)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Tags: