Indonesia paparkan kemajuan pelabuhan di IMO
6 Juni 2021 19:43 WIB
Tangkapan layar sejumlah delegasi Indonesia dalam Sidang 45th Facilitation Committee Meeting (FAL 45) yang diselenggarakan Organisasi Maritim Dunia atau IMO. ANTARA/HO-Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub.
Jakarta (ANTARA) - Indonesia memaparkan berbagai kemajuan dan mempromosikan pelabuhan dalam rangka mendukung pemerintah merealisasikan visi Indonesia sebagai poros maritim dunia saat Sidang 45th Facilitation Committee Meeting (FAL 45), yang diselenggarakan Organisasi Maritim Dunia (IMO).
Sidang 45th Facilitation Committee Meeting (FAL 45) secara virtual yang berlangsung pada 1-7 Juni 2021 dan dihadiri oleh perwakilan negara-negara anggota IMO serta organisasi internasional, termasuk Indonesia.
Kepala Bagian Organisasi dan Humas Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Wisnu Wardana dalam siaran pers di Jakarta, Minggu, mengatakan dalam sidang tersebut delegasi Indonesia di bawah koordinasi Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Lukijanto melakukan presentasi yang dipimpin Atase Perhubungan untuk KBRI di London, Lollan Panjaitan.
Adapun topik presentasi yang disampaikan yakni mengenai "Sistem Operasi Maritim Indonesia di Pelabuhan" khususnya terkait National Logistic Ecosystem (NLE) dan Inaportnet yang dipaparkan oleh Kasubdit Angkutan Laut Luar Negeri Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Yudhonur Setyaji P dan terkait Marine Operating System (MOS) yang disampaikan oleh Tim Ahli Kemenko Marves Adhi Santoso.
Selanjutnya untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang perkembangan sistem informasi di pelabuhan, ditayangkan video mengenai digitalisasi pelabuhan di Indonesia.
Atase Perhubungan Lollan menyampaikan isu-isu yang dibahas dalam Sidang FAL ke-45 antara lain terkait fasilitasi lalu lintas maritim internasional dengan tujuan untuk memperlancar kapal masuk pelabuhan, kegiatan bongkar muat dan kapal meninggalkan pelabuhan, termasuk aktifitas penumpang dan kargo di pelabuhan, juga terkait proses bisnis elektronik dan digitalisasi di pelabuhan.
Ia menggarisbawahi keterlibatan Indonesia dalam sidang-sidang IMO merupakan salah satu cara untuk mempromosikan Indonesia terutama dalam rangka mendukung pemerintah merealisasikan visi menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
"Keaktifan Indonesia dalam Sidang IMO juga dapat menjadi pertimbangan negara lain untuk memilih kembali Indonesia sebagai Anggota Dewan IMO Kategori C untuk periode tahun 2022-2023," ujar Lollan.
Sementara itu, dalam paparannya, Yudho menjelaskan bahwa National Logistic Ecosystem (NLE) merupakan platform yang akan mengolaborasikan aplikasi logistik secara end to end sehingga proses nasional logistik dapat menjadi lebih efisien.
Ia juga memaparkan bagaimana alur distribusi barang dan alur Inaportnet yang didukung oleh sistem informasi yang terintegrasi.
Lebih lanjut, Yudho menjelaskan Inaportnet merupakan layanan sistem informasi elektronik berbasis internet yang terintegrasi dengan layanan operasional pelabuhan untuk melayani aktivitas kapal dan kargo di pelabuhan. Layanan Inaportnet ini juga telah terintegrasi dengan sistem Indonesia National Single Window (INSW), Kementerian Keuangan, dan asosiasi bisnis pelabuhan.
"Indonesia telah mengembangkan sistem Inaportnet sejak tahun 2016 yang dimulai di empat pelabuhan utama, kemudian berkembang di pelabuhan-pelabuhan lain di Indonesia, hingga saat ini telah terintegrasi di 54 pelabuhan," katanya.
Selanjutnya, dipaparkan juga terkait impelementasi Marine Operating System (MOS), untuk efisiensi waktu pelayanan tambat kapal serta tantangan yg dihadapi dan manfaatnya dalam mendukung percepatan digitalisasi logistik di Indonesia.
Adapun delegasi Indonesia di Sidang FAL 45 terdiri atas perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perhubungan, Lembaga Nasional Single Window (LNSW), dan PT Pelindo II (Persero).
Baca juga: Indonesia dukung program ASEAN dan PBB terkait isu pelaut
Baca juga: Indonesia minta dukungan Dominika untuk pencalonan sebagai anggota IMO
Baca juga: Menhub: Pencapaian ganda di IMO, eksistensi di dunia internasional
Sidang 45th Facilitation Committee Meeting (FAL 45) secara virtual yang berlangsung pada 1-7 Juni 2021 dan dihadiri oleh perwakilan negara-negara anggota IMO serta organisasi internasional, termasuk Indonesia.
Kepala Bagian Organisasi dan Humas Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Wisnu Wardana dalam siaran pers di Jakarta, Minggu, mengatakan dalam sidang tersebut delegasi Indonesia di bawah koordinasi Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Lukijanto melakukan presentasi yang dipimpin Atase Perhubungan untuk KBRI di London, Lollan Panjaitan.
Adapun topik presentasi yang disampaikan yakni mengenai "Sistem Operasi Maritim Indonesia di Pelabuhan" khususnya terkait National Logistic Ecosystem (NLE) dan Inaportnet yang dipaparkan oleh Kasubdit Angkutan Laut Luar Negeri Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Yudhonur Setyaji P dan terkait Marine Operating System (MOS) yang disampaikan oleh Tim Ahli Kemenko Marves Adhi Santoso.
Selanjutnya untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang perkembangan sistem informasi di pelabuhan, ditayangkan video mengenai digitalisasi pelabuhan di Indonesia.
Atase Perhubungan Lollan menyampaikan isu-isu yang dibahas dalam Sidang FAL ke-45 antara lain terkait fasilitasi lalu lintas maritim internasional dengan tujuan untuk memperlancar kapal masuk pelabuhan, kegiatan bongkar muat dan kapal meninggalkan pelabuhan, termasuk aktifitas penumpang dan kargo di pelabuhan, juga terkait proses bisnis elektronik dan digitalisasi di pelabuhan.
Ia menggarisbawahi keterlibatan Indonesia dalam sidang-sidang IMO merupakan salah satu cara untuk mempromosikan Indonesia terutama dalam rangka mendukung pemerintah merealisasikan visi menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
"Keaktifan Indonesia dalam Sidang IMO juga dapat menjadi pertimbangan negara lain untuk memilih kembali Indonesia sebagai Anggota Dewan IMO Kategori C untuk periode tahun 2022-2023," ujar Lollan.
Sementara itu, dalam paparannya, Yudho menjelaskan bahwa National Logistic Ecosystem (NLE) merupakan platform yang akan mengolaborasikan aplikasi logistik secara end to end sehingga proses nasional logistik dapat menjadi lebih efisien.
Ia juga memaparkan bagaimana alur distribusi barang dan alur Inaportnet yang didukung oleh sistem informasi yang terintegrasi.
Lebih lanjut, Yudho menjelaskan Inaportnet merupakan layanan sistem informasi elektronik berbasis internet yang terintegrasi dengan layanan operasional pelabuhan untuk melayani aktivitas kapal dan kargo di pelabuhan. Layanan Inaportnet ini juga telah terintegrasi dengan sistem Indonesia National Single Window (INSW), Kementerian Keuangan, dan asosiasi bisnis pelabuhan.
"Indonesia telah mengembangkan sistem Inaportnet sejak tahun 2016 yang dimulai di empat pelabuhan utama, kemudian berkembang di pelabuhan-pelabuhan lain di Indonesia, hingga saat ini telah terintegrasi di 54 pelabuhan," katanya.
Selanjutnya, dipaparkan juga terkait impelementasi Marine Operating System (MOS), untuk efisiensi waktu pelayanan tambat kapal serta tantangan yg dihadapi dan manfaatnya dalam mendukung percepatan digitalisasi logistik di Indonesia.
Adapun delegasi Indonesia di Sidang FAL 45 terdiri atas perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perhubungan, Lembaga Nasional Single Window (LNSW), dan PT Pelindo II (Persero).
Baca juga: Indonesia dukung program ASEAN dan PBB terkait isu pelaut
Baca juga: Indonesia minta dukungan Dominika untuk pencalonan sebagai anggota IMO
Baca juga: Menhub: Pencapaian ganda di IMO, eksistensi di dunia internasional
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: