Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Pengembangan Pengusaha Nasional, Arsjad Rasjid mengatakan aspal asal Buton memiliki peluang besar untuk dikembangkan pada proyek-proyek jalan di Indonesia.

"Untuk itu saya mengajak pengusaha dan investor mendukung pengembangan potensi aspal Buton, Sulawesi Tenggara. Melalui dukungan investasi maka pemanfaatannya
​​​​dapat ditingkatkan, mulai dari hulu hingga hilir," kata Arsjad dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Sabtu.

Penegasan tersebut terkait rencana Kadin Indonesia menggelar musyawarah nasional di Kendari, tempat asal aspal Buton, Sulawesi Tenggara.

Menurut Arsjad yang juga calon Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2021-2026 ini, potensi aspal Buton sangat besar.

Baca juga: Kadin Sulteng berharap Kepres KEK Aspal Buton terbit saat munas

"Ke depan, melalui pengembangan industri maka produksinya bisa dimaksimalkan," katanya.

Melalui sinergi bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, kalangan pengusaha dan investor, pihaknya optimis potensi aspal Buton bisa dikembangkan secara optimal.

"Kemudian untuk memaksimalkan potensi tersebut, kami mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Aspal Buton di Sulawesi Tenggara," kata Arsjad Rasjid, yang juga Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk ini.

Menurut dia, kualitas aspal Buton tak kalah dengan kualitas aspal yang selama ini diimpor oleh Indonesia.

Baca juga: Bahlil: Kabupaten Buton menjadi kawasan ekonomi khusus aspal

Ia menyebut, Indonesia sampai saat ini masih harus mengimpor 1,3-1,4 juta ton aspal, yang menguras cadangan devisa hingga Rp40-46 triliun per tahunnya.

Diungkapkan Arsjad, Musyawarah Nasional (Munas) VIII Kadin di Kendari, Sulawesi Tenggara, akhir Juni 2021, bisa dijadikan sebagai tonggak dan momentum bersama untuk mengangkat potensi aspal Buton.

Produksi aspal alam di dunia hanya ada di Buton, Indonesia dan di Trinidad. Ada pun aspal di negara lain adalah aspal minyak.

Cadangan aspal di Trinidad diperkirakan akan habis dalam waktu 20 tahun, sedangkan cadangan aspal Buton butuh waktu 360 tahun baru bisa habis, dengan perkiraan produksi satu juta ton per tahun.

Baca juga: Bahlil: 50 persen kebutuhan aspal nasional diharapkan dari Buton