Wali Kota Pontianak tebar bibit ikan di Sungai Kapuas
5 Juni 2021 12:44 WIB
Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Edi Rusdi Kamtono menebar bibit ikan jelawat dan tengadak di Sungai Kapuas dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Kota Pontianak. ANTARA.
Pontianak (ANTARA) - Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Edi Rusdi Kamtono menebar bibit ikan jelawat dan tengadak di Sungai Kapuas dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Kota Pontianak.
"Penebaran bibit ikan ini sebagai upaya mengedukasi masyarakat untuk menjaga lingkungan termasuk kebersihan sungai agar ekosistem sungai tetap terjaga," kata Edi Rusdi Kamtoni seusai menebar bibit ikan di Sungai Kapuas, Sabtu.
"Kita ingin menyampaikan kepada masyarakat terutama yang berada di tepian Sungai Kapuas agar menjaga kebersihan sungai sehingga habitat ikan tetap terlindungi," lanjut Edi.
Baca juga: KKP lepasliarkan 210 ikan endemik yang hampir punah di Kalimantan
Ia mengajak masyarakat ikut peduli dalam menjaga kualitas air sungai dan parit dengan tidak membuang sampah ke sungai dan parit. Terlebih Sungai Kapuas merupakan sumber air baku PDAM Kota Pontianak yang digunakan sehari-hari.
"Jika kualitas air sungai baik maka masyarakat yang menggunakan juga akan sehat," kata Edi.
Dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Edi juga mengajak masyarakat untuk menggalakkan penanaman pohon dan membersihkan lingkungan secara rutin dalam upaya menjaga kelestarian alam.
Baca juga: BMKG: Waspadai dampak pasang air tinggi di Sungai Kapuas
Selain itu, masyarakat diimbau untuk mengurangi atau bahkan meniadakan penggunaan kantong plastik.
Selain menebar bibit ikan, Wali Kota Pontianak secara simbolis melakukan pembongkaran sebuah rumah di tepian Sungai Kapuas untuk penataan kawasan tersebut menjadi "waterfront".
Menurutnya, rumah-rumah yang akan dibongkar sebanyak sembilan rumah. "Dengan adanya waterfront di kawasan ini kita harapkan akan memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat sekitar," katanya.
Baca juga: Wako Pontianak: Genangan air dipicu karena air pasang laut tinggi
Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan (BWSK) I, Dwi Agus Kuncoro menjelaskan, air Sungai Kapuas masih dalam kondisi normal dengan hujan intensitas sering sehingga intrusi air laut tidak mempengaruhi Sungai Kapuas.
Namun dikatakannya dari hari ke hari kondisi air Sungai Kapuas kian keruh. Sungai Kapuas akan jernih jika air laut masuk, akan tetapi menjadi asin sehingga tidak bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih seperti suplai air PDAM.
Baca juga: Kurangi kemacetan, Pontianak dukung pengembangan "bus air"
Karakteristik tanah lumpur dan gambut di Daerah Aliran Sungai (DAS) terutama Sungai Kapuas memberikan pengaruh kondisi air di sungai.
Apalagi DAS Kapuas merupakan kawasan yang besar dengan beragam bentang alam dan litologi yang mempengaruhi Sungai Kapuas. Oleh sebab itu kekeruhan air sungai bukan berarti lahannya kritis.
Namun yang paling penting adalah pH airnya dan intrusi air laut dijaga agar tidak ke Sungai Kapuas. "Sebab air Sungai Kapuas dipergunakan sebagai air baku PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Kota Pontianak," katanya.
Baca juga: Air pasang laut di Pontianak capai ketinggian di atas normal
"Penebaran bibit ikan ini sebagai upaya mengedukasi masyarakat untuk menjaga lingkungan termasuk kebersihan sungai agar ekosistem sungai tetap terjaga," kata Edi Rusdi Kamtoni seusai menebar bibit ikan di Sungai Kapuas, Sabtu.
"Kita ingin menyampaikan kepada masyarakat terutama yang berada di tepian Sungai Kapuas agar menjaga kebersihan sungai sehingga habitat ikan tetap terlindungi," lanjut Edi.
Baca juga: KKP lepasliarkan 210 ikan endemik yang hampir punah di Kalimantan
Ia mengajak masyarakat ikut peduli dalam menjaga kualitas air sungai dan parit dengan tidak membuang sampah ke sungai dan parit. Terlebih Sungai Kapuas merupakan sumber air baku PDAM Kota Pontianak yang digunakan sehari-hari.
"Jika kualitas air sungai baik maka masyarakat yang menggunakan juga akan sehat," kata Edi.
Dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Edi juga mengajak masyarakat untuk menggalakkan penanaman pohon dan membersihkan lingkungan secara rutin dalam upaya menjaga kelestarian alam.
Baca juga: BMKG: Waspadai dampak pasang air tinggi di Sungai Kapuas
Selain itu, masyarakat diimbau untuk mengurangi atau bahkan meniadakan penggunaan kantong plastik.
Selain menebar bibit ikan, Wali Kota Pontianak secara simbolis melakukan pembongkaran sebuah rumah di tepian Sungai Kapuas untuk penataan kawasan tersebut menjadi "waterfront".
Menurutnya, rumah-rumah yang akan dibongkar sebanyak sembilan rumah. "Dengan adanya waterfront di kawasan ini kita harapkan akan memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat sekitar," katanya.
Baca juga: Wako Pontianak: Genangan air dipicu karena air pasang laut tinggi
Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan (BWSK) I, Dwi Agus Kuncoro menjelaskan, air Sungai Kapuas masih dalam kondisi normal dengan hujan intensitas sering sehingga intrusi air laut tidak mempengaruhi Sungai Kapuas.
Namun dikatakannya dari hari ke hari kondisi air Sungai Kapuas kian keruh. Sungai Kapuas akan jernih jika air laut masuk, akan tetapi menjadi asin sehingga tidak bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih seperti suplai air PDAM.
Baca juga: Kurangi kemacetan, Pontianak dukung pengembangan "bus air"
Karakteristik tanah lumpur dan gambut di Daerah Aliran Sungai (DAS) terutama Sungai Kapuas memberikan pengaruh kondisi air di sungai.
Apalagi DAS Kapuas merupakan kawasan yang besar dengan beragam bentang alam dan litologi yang mempengaruhi Sungai Kapuas. Oleh sebab itu kekeruhan air sungai bukan berarti lahannya kritis.
Namun yang paling penting adalah pH airnya dan intrusi air laut dijaga agar tidak ke Sungai Kapuas. "Sebab air Sungai Kapuas dipergunakan sebagai air baku PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Kota Pontianak," katanya.
Baca juga: Air pasang laut di Pontianak capai ketinggian di atas normal
Pewarta: Andilala
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021
Tags: