Jakarta (ANTARA News) - Sayap organisasi Partai Golkar, Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) meminta pemerintah segera mengambil tindakan tegas dan konkret kepada Malaysia.

"Kita ini sering dikadali (dibohongi, red) Malaysia, dan ini sudah sering terulang, dialog dan pendekatan diplomatik tidak membuat Malaysia benar-benar menghormati kita, bahkan terus mendikte pemerintah," kata Ketua Umum DPP AMPI, Dave Laksono, dalam siaran persnya, Senin.

Dave menilai, imbauan keras Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak, semakin menunjukkan pemerintah Malaysia merasa sangat superior terhadap rakyat dan pemerintah Indonesia..

"Mereka tahu persis titik lemah RI itu di diplomasi Kementerian Luar Negeri. Jadi, Malaysia tidak akan segan-segan menggertak kita," kata Dave.

Menurut dia, secara ekonomi, RI tidak terlalu tergantung kepada Malaysia, bahkan Malaysia yang sangat tergantung kepada RI.

"Investasi Malaysia di perbankan kita sekitar Rp50 triliun, Telekomunikasi puluhan triliun rupiah. Malaysia juga punya lahan sawit dua juta hektare, belum industri penerbangan. Ekspor kita juga enggak seberapa ke Malaysia. Jadi Malaysia yang sangat tergantung ke kita. Kalau kita tarik dua juta TKI, ekonominya ambruk. Takut apa lagi?" tambah Dave.

AMPI mendesak pemerintah agar segera memberi peringatan keras ke PM Malaysia. AMPI memperkirakan, gertakan PM Malaysia hanya merupakan gertak sambal untuk mengetahui sejauh mana nyali pemerintah RI.

AMPI juga mengingatkan Pemuda UMNO agar tidak bereaksi berlebihan kepada ormas Bendera. AMPI menilai, Pemuda UMNO tidak memahami iklim kebebasan berdemokrasi di Indonesia.

"Di Malaysia itu kan pemerintah semiotoriter dan tidak ada kebebasan berdemonstrasi seperti di RI. Jadi begitu ada demonstrasi seperti dilakukan Bendera, mereka terkaget-kaget. Padahal di Indonesia dan negara-negara seperti Amerika Serikat dan negara demokratis lainnya, demo seperti Bendera itu hal yang biasa. Mereka saja yang kaget-kaget," tegas Dave.
(J008/B010)