Chicago (ANTARA) - Harga emas bangkit dari level terendah lebih dari dua minggu pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah data penggajian (payrolls) nonpertanian AS tidak naik sebanyak yang diharapkan, meskipun emas mencatat penurunan mingguan terbesar sejak Maret.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, terangkat 18,7 dolar AS atau satu persen, menjadi ditutup pada 1.892 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Kamis (3/6/2021) harga emas berjangka anjlok 36,6 dolar AS atau 1,92 persen menjadi 1.873,30 dolar AS.
Harga emas berjangka menguat 4,9 dolar AS atau 0,26 persen menjadi 1.909,90 dolar AS pada Rabu (2/6/2021), setelah turun tipis 30 sen atau 0,02 persen menjadi 1.905 dolar AS pada Selasa (1/6/2021), dan meningkat 6,8 dolar AS atau 0,36 persen menjadi 1.905,30 dolar AS pada Jumat (28/5/2021).
Emas kehilangan sekitar 0,7 persen dalam seminggu, kerugian mingguan pertama dalam lima minggu terakhir.
Baca juga: Harga emas anjlok 36,6 dolar AS menyusul penguatan "greenback"
“Kami melihat reli moderat setelah data penggajian non pertanian meleset ... lebih rendah dari beberapa pengamat pasar yang mencari angka jauh lebih besar dan ketika itu tidak terjadi, pasar emas yang bullish agak menghela nafas,” kata Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.
"Rebound yang kita lihat hari ini membuat tren naik pada grafik harian tetap hidup di pasar emas, dan itu mendorong kenaikan," tambah Wyckoff.
Data penggajian nonpertanian AS meningkat 559.000 bulan lalu dibandingkan perkiraan 650.000 dalam jajak pendapat Reuters, sementara pesanan baru untuk barang-barang buatan AS turun lebih besar dari yang diperkirakan pada April.
Baca juga: Rupiah akhir pekan ditutup melemah, pasar tunggu data ketenagakerjaan
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (4/5/2021) bahwa Amerika Serikat hanya menambahkan 559.000 pekerjaan pada Mei, lebih rendah dari yang diharapkan. Sementara itu, tingkat pengangguran turun ke titik terendah pandemi 5,8 persen pada Mei dari 6,1 persen pada April.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun dari level tertinggi tiga minggu, membuat emas lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan bergerak lebih rendah.
“Bagian dari apa yang kami lihat dalam hal kekuatan pada emas adalah ekspektasi inflasi dan itu sebagian didasarkan pada data ekonomi yang lebih kuat, seperti pertumbuhan lapangan kerja yang lebih tinggi, pemulihan yang lebih luas di AS (dan) sebagian Eropa, dan China masih baik-baik saja,” kata Managing Partner CPM Group, Jeffrey Christian,.
Baca juga: IHSG akhir pekan ditutup merosot, terseret pelemahan bursa global
"Harga emas mungkin akan terus diperdagangkan antara level 1.855 dolar AS dan 1.920 dolar AS per ounce," kata Christian.
Emas sering dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 41,9 sen atau 1,52 persen, menjadi ditutup pada 27,896 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 1,9 dolar AS atau 0,16 persen, menjadi ditutup pada 1.164,40 dolar per ounce.
Baca juga: Saham Spanyol rugi 3 hari beruntun, Indeks IBEX 35 turun 0,59 persen
Harga emas bangkit naik 18,7 dolar, dipicu data pekerjaan AS rendah
5 Juni 2021 06:13 WIB
Ilustrasi - Emas batangan. ANTARA/Shutterstock/pri.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021
Tags: