IBL
Permulaan lembek biang keladi kekalahan Satria Muda di gim kedua final
4 Juni 2021 22:26 WIB
Pebasket Satria Muda Pertamina Jakarta Laurentius Steven Oei (kanan) berusaha melewati hadangan Pebasket Pelita Jaya Bakrie Jakarta Agassi Yeshe Goantara (kiri) dalam gim kedua Final Liga Bola Basket Indonesia (IBL) 2021 di Britama Arena, Jakarta, Jumat (4/6/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Jakarta (ANTARA) - Penampilan yang terlalu lembek di permulaan laga dinilai menjadi biang keladi kekalahan Satria Muda Pertamina Jakarta di gim kedua final IBL 2021, demikian menurut pelatih kepala mereka Milos Pejic.
Satria Muda yang sudah memiliki keunggulan 1-0, harus menelan kekalahan 65-71 dari Pelita Jaya Bakrie Jakarta di Mahaka Square Arena, Jakarta, Jumat.
Walhasil juara IBL 2021 akan ditentukan lewat gim ketiga final yang kembali dimainkan di tempat yang sama pada Minggu (6/6) nanti.
"Kami memulai laga terlalu lembek untuk standar kami," kata Pejic dalam jumpa pers virtual selepas gim kedua.
"Kami memberi mereka terlalu banyak ruang di kuarter pertama dan sejak itu sangat sulit untuk bangkit sepenuhnya di sepanjang laga," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Samakan kedudukan 1-1, Pelita Jaya paksa gim ketiga final dimainkan
Empat menit pertama pertandingan memang pertahanan Satria Muda terlihat begitu mudah ditembus lawannya, sehingga Pelita Jaya bisa memimpin relatif jauh 13-6.
Time-out yang diminta Pejic sempat membuat Satria Muda mendekat 11-13 tetapi pelatih kepala Pelita Jaya Octaviarro 'Ocky' Tamtelahitu bergantian meminta time-out untuk menghentikan momentum lawannya.
Sejak itu, Pelita Jaya cukup mampu menjaga tingkat agresivitas serta keunggulan hingga sepanjang laga.
Menurut Pejic, timnya sebetulnya sempat punya kesempatan untuk membalikkan keadaan di awal kuarter keempat ketika Juan Laurent Kokodiputra melesakkan tembakan tripoin dan memangkas jarak hanya bersisa 54-56.
"Saya pikir kami punya kesempatan untuk bangkit di awal kuarter keempat, saat bisa memangkas jarak hanya tersisa dua poin," katanya.
"Tapi sesudah itu kami melakukan satu kesalahan dalam pertahanan dan Hardian Wicaksono menghukum kami dengan tembakan tripoin. Saya rasa itu peluang terakhir kami membalikkan keadaan," ujar Pejic melengkapi.
Baca juga: Gim kedua final IBL 2021 dalam angka
Baca juga: Arki Dikania Wisnu soal mitos juara IBL harus menangi gim pertama
Pada akhirnya, Pejic mengucapkan selamat kepada Pelita Jaya atas kemenangan gim kedua, mengingat lawannya itu bisa tampil lebih baik dan lebih agresif.
Kendati demikian, Pejic masih meyakini timnya bisa memenangkan gim ketiga dan merebut gelar juara IBL 2021.
"Mereka main lebih baik malam ini, lebih agresif dibandingkan kami, itu sangat krusial, skor jadi 1-1," katanya.
"Jadi Minggu kami harus memainkan satu pertandingan lagi. Saya harap kami bisa siap untuk memenangkan pertandingan Minggu," tutup Pejic.
Bila mana mampu memenangi gim ketiga final, Satria Muda akan meraih trofi ke-10 mereka sejak liga bola basket Indonesia memasuki era profesional pada 2003.
Baca juga: Satria Muda rebut gim pertama final IBL, menang 70-50 atas Pelita Jaya
Baca juga: IBL 2021 menjawab dua keraguan
Baca juga: Final IBL bakal jadi puncak hiburan musim ini
Satria Muda yang sudah memiliki keunggulan 1-0, harus menelan kekalahan 65-71 dari Pelita Jaya Bakrie Jakarta di Mahaka Square Arena, Jakarta, Jumat.
Walhasil juara IBL 2021 akan ditentukan lewat gim ketiga final yang kembali dimainkan di tempat yang sama pada Minggu (6/6) nanti.
"Kami memulai laga terlalu lembek untuk standar kami," kata Pejic dalam jumpa pers virtual selepas gim kedua.
"Kami memberi mereka terlalu banyak ruang di kuarter pertama dan sejak itu sangat sulit untuk bangkit sepenuhnya di sepanjang laga," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Samakan kedudukan 1-1, Pelita Jaya paksa gim ketiga final dimainkan
Empat menit pertama pertandingan memang pertahanan Satria Muda terlihat begitu mudah ditembus lawannya, sehingga Pelita Jaya bisa memimpin relatif jauh 13-6.
Time-out yang diminta Pejic sempat membuat Satria Muda mendekat 11-13 tetapi pelatih kepala Pelita Jaya Octaviarro 'Ocky' Tamtelahitu bergantian meminta time-out untuk menghentikan momentum lawannya.
Sejak itu, Pelita Jaya cukup mampu menjaga tingkat agresivitas serta keunggulan hingga sepanjang laga.
Menurut Pejic, timnya sebetulnya sempat punya kesempatan untuk membalikkan keadaan di awal kuarter keempat ketika Juan Laurent Kokodiputra melesakkan tembakan tripoin dan memangkas jarak hanya bersisa 54-56.
"Saya pikir kami punya kesempatan untuk bangkit di awal kuarter keempat, saat bisa memangkas jarak hanya tersisa dua poin," katanya.
"Tapi sesudah itu kami melakukan satu kesalahan dalam pertahanan dan Hardian Wicaksono menghukum kami dengan tembakan tripoin. Saya rasa itu peluang terakhir kami membalikkan keadaan," ujar Pejic melengkapi.
Baca juga: Gim kedua final IBL 2021 dalam angka
Baca juga: Arki Dikania Wisnu soal mitos juara IBL harus menangi gim pertama
Pada akhirnya, Pejic mengucapkan selamat kepada Pelita Jaya atas kemenangan gim kedua, mengingat lawannya itu bisa tampil lebih baik dan lebih agresif.
Kendati demikian, Pejic masih meyakini timnya bisa memenangkan gim ketiga dan merebut gelar juara IBL 2021.
"Mereka main lebih baik malam ini, lebih agresif dibandingkan kami, itu sangat krusial, skor jadi 1-1," katanya.
"Jadi Minggu kami harus memainkan satu pertandingan lagi. Saya harap kami bisa siap untuk memenangkan pertandingan Minggu," tutup Pejic.
Bila mana mampu memenangi gim ketiga final, Satria Muda akan meraih trofi ke-10 mereka sejak liga bola basket Indonesia memasuki era profesional pada 2003.
Baca juga: Satria Muda rebut gim pertama final IBL, menang 70-50 atas Pelita Jaya
Baca juga: IBL 2021 menjawab dua keraguan
Baca juga: Final IBL bakal jadi puncak hiburan musim ini
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2021
Tags: