Medan (ANTARA News) - Setelah terjadinya letusan yang keempat kali Gunung Sinabung di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera, Jumat (3/9) sekitar pukul 18.05 WIB, gunung tersebut sampai saat ini masih kelihatan diselimuti asap tebal bercampur debu vulkanik.

Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Tanah Karo Jhonson Tarigan ketika dihubungi ANTARA dari Medan, Sabtu malam, mengatakan, gunung Sinabung tersebut juga tidak kelihatan karena tertutup asap tebal yang masih terus mengepul.

Selain itu, katanya, asap tebal yang menggulung seperti awan bergumpal tersebut juga bercampur partikel belerang.

Dengan demikian Gunung Sinabung yang memiliki ketinggian sekitar 2.640 meter diatas permukaan laut itu tidak terlihat lagi oleh warga Kabanjahe.

Jarak antara Gunung Sinabung dengan Kabanjahe ibukota Kabupaten Tanah Karo itu, lebih kurang 25 Kilometer.

"Saya yang berada di Posko Utama Penanggulangan Pengungsi di Kabanjahe ini juga tidak bisa melihat Gunung Sinabung itu. Biasanya Gunung Sinabung tersebut kelihatan jelas dari Kabanjahe," kata juru bicara Posko Utama Penanggulangan Pengungsi Sinabung itu.

Selanjutnya Tarigan menjelaskan, sejak terjadinya ledakan Gunung Sinabung itu, cuaca di Kabanjahe kelihatan mendung seperti mau hujan.

"Cuaca di Kabanjahe cukup dingin, warga tidak begitu banyak yang keluar rumah," katanya.

Sebelumnya, Gunung Sinabung yang meletus, Jumat (3/9) sekitar pukul 18.05 WIB adalah yang keempat kalinya.

Letusan gunung tersebut juga mengeluarkan kepulan asap tebal yang bercamur debu vulkanik dan partikel belerang.

Aktivitas letusan Gunung Sinabung itu terjadi secara tiba-tiba, sehingga mengejutkan para pengungsi yang berada di lokasi penampungan.

Bahkan, letusan Gunung Sinabung itu tidak ada terjadi gempa di Kabanjahe.

Gempa akibat letusan Gunung Sinabung tersebut sangat dirasakan.

Salah seorang warga Kuta Rakyat, Indra Ginting (38) mengakui, letusan Gunung Sinabung membuat warga semakin takut untuk pulang ke rumah dan bisa saja terjadi musibah yang tidak diingini.

"Warga Kuta Rakyat yang berpenduduk 2.434 jiwa itu tidak berani lagi pulang ke rumah, saat ini mereka masih tinggal di lokasi penampungan di Kota Kabanjahe," kata Indra.

Sedangkan letusan Gunung Sinabung yang ketiga terjadi Jumat pagi sekitar pukul 04.50 WIB, menyemburkan kepulan asap hitam yang bercampur debu vulkanik.

Sebelum Gunung Sinabung itu meletus, sempat terjadi gempa selama tiga menit.

Gunung Sinabung itu, pertama kali meletus dan mengeluarkan asap tebal serta percikan api, Minggu (29/8) sekitar pukul 00.08 WIB.

Semburan asap yang terjadi di Gunung Sinabung itu, juga mengeluarkan debu vulkanik dan partikel belerang berwarna putih bercampur keabu-abuan.

Partikel belerang itu juga menutupi areal perkebunan dan pertanian milik warga yang bermukim di kaki Gunung Sinabung tersebut.

Letusan Gunung Sinabung kedua terjadi Senin (30/8) sekitar 06.30 WIB dan juga mengeluarkan asap tebal bercampur debu vulkanik, serta gempa selama tiga menit.

Koordinat puncak Gunung Sinabung adalah 3 derajat 10 menit LU,98 derajat 23 menit BT.

Gunung Sinabung itu menjadi puncak tertinggi di Sumatera Utara atau berjarak lebih kurang 110 kilometer arah barat Kota Medan.(*)
(T.M034/R009)