Menko Airlangga-Ade Yasin tinjau proyek dua bendungan di Bogor
3 Juni 2021 21:36 WIB
Bupati Bogor, Ade Yasin saat mendampingi Menko Perekonomian, Airlangga Hartanto meninjau pembangunan dua bendungan di Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (3/6/2021). ANTARA/HO-Pemkab Bogor.
Megamendung, Bogor (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto bersama Bupati Bogor, Ade Yasin meninjau proyek pembangunan dua bendungan, yakni Ciawi dan Sukamahi di Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (3/6).
"Bendungan ini sudah direncanakan cukup lama, harapannya tentu bendungan ini bisa berfungsi. Berdasarkan data, bendungan ini bisa mengurangi 12,5 persen debit air sampai pintu air Manggarai. Artinya bisa mengurangi banjir Jakarta hingga 12,5 persen," ungkap Airlangga usai meninjau.
Di samping itu, Airlangga berharap bendungan tersebut memiliki fungsi lain, yakni sebagai sarana pariwisata, karena dianggap memiliki pemandangan alam yang mempesona.
Sementara itu, Ade Yasin berharap dua bendungan yakni Ciawi dan Sukamahi yang tengah digarap Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane dapat rampung Juli 2021.
"Harus didukung karena bendungan ini sebagai upaya pengendalian banjir, kita berharap agar pembangunannya cepat selesai, mudah-mudahan Juli mendatang sudah rampung," kata Ade Yasin.
Ia ingin pengerjaan dua bendungan raksasa itu lebih cepat dari target semula pada Oktober dan Desember 2021, sehingga pengendalian banjir dari Sungai Ciliwung tahun 2021 diharapkan bisa terlaksana.
Ade Yasin menyebutkan, pembangunan kedua bendungan itu merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional Nomor 152, sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 56 Tahun 2018 dan terakhir diubah dengan Perpres Nomor 109 Tahun 2020.
Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi merupakan sister dam bendungan kering atau dry dam yang pertama kali dibangun di Indonesia.
Berbeda dengan bendungan pada umumnya, bendungan ini difungsikan sebagai penahan air atau pengendali banjir Jakarta. Dibangun tanpa turbin atau pintu air, bendungan baru akan digenangi air pada musim hujan dan kering selama musim kemarau.
Mengacu pada data rekapitulasi debit banjir periode ulang 50 tahunan, setelah pembangunan selesai kedua bendungan akan mampu mereduksi banjir sebesar 11,9 persen. Secara total, kapasitas tampung air adalah 7,73 juta meter kubik dan luas genangan 44,63 hektare sehingga diharapkan dapat mengurangi banjir hingga 127,22 meter kubik per detik.
Proyek bendungan ini dikelola oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane dan dibangun oleh PT Brantas Abipraya bersama PT Sacna sejak Desember 2016 dan masih dalam proses pembangunan.(KR-MFS)
"Bendungan ini sudah direncanakan cukup lama, harapannya tentu bendungan ini bisa berfungsi. Berdasarkan data, bendungan ini bisa mengurangi 12,5 persen debit air sampai pintu air Manggarai. Artinya bisa mengurangi banjir Jakarta hingga 12,5 persen," ungkap Airlangga usai meninjau.
Di samping itu, Airlangga berharap bendungan tersebut memiliki fungsi lain, yakni sebagai sarana pariwisata, karena dianggap memiliki pemandangan alam yang mempesona.
Sementara itu, Ade Yasin berharap dua bendungan yakni Ciawi dan Sukamahi yang tengah digarap Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane dapat rampung Juli 2021.
"Harus didukung karena bendungan ini sebagai upaya pengendalian banjir, kita berharap agar pembangunannya cepat selesai, mudah-mudahan Juli mendatang sudah rampung," kata Ade Yasin.
Ia ingin pengerjaan dua bendungan raksasa itu lebih cepat dari target semula pada Oktober dan Desember 2021, sehingga pengendalian banjir dari Sungai Ciliwung tahun 2021 diharapkan bisa terlaksana.
Ade Yasin menyebutkan, pembangunan kedua bendungan itu merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional Nomor 152, sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 56 Tahun 2018 dan terakhir diubah dengan Perpres Nomor 109 Tahun 2020.
Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi merupakan sister dam bendungan kering atau dry dam yang pertama kali dibangun di Indonesia.
Berbeda dengan bendungan pada umumnya, bendungan ini difungsikan sebagai penahan air atau pengendali banjir Jakarta. Dibangun tanpa turbin atau pintu air, bendungan baru akan digenangi air pada musim hujan dan kering selama musim kemarau.
Mengacu pada data rekapitulasi debit banjir periode ulang 50 tahunan, setelah pembangunan selesai kedua bendungan akan mampu mereduksi banjir sebesar 11,9 persen. Secara total, kapasitas tampung air adalah 7,73 juta meter kubik dan luas genangan 44,63 hektare sehingga diharapkan dapat mengurangi banjir hingga 127,22 meter kubik per detik.
Proyek bendungan ini dikelola oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane dan dibangun oleh PT Brantas Abipraya bersama PT Sacna sejak Desember 2016 dan masih dalam proses pembangunan.(KR-MFS)
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021
Tags: