Rupiah berpeluang menguat hari ini, seiring turunnya yield obligasi AS
3 Juni 2021 09:48 WIB
Ilustrasi - Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta. ANTARA FOTO/Reno Esnir/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis berpeluang menguat, seiring turunnya imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat.
Rupiah dibuka menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.270 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.280 per dolar AS.
"Rupiah mungkin berpotensi menguat hari ini dengan terkoreksinya kembali yield obligasi AS tenor 10 tahun ke bawah 1,6 persen," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun sekarang terlihat bergerak di bawah 1,59 persen. Menurut Ariston, yield tersebut masih bergerak konsolidatif mengikuti perubahan ekspektasi pasar terhadap perubahan kebijakan moneter di AS.
Baca juga: Dolar menguat tipis saat investor mencari petunjuk dari data ekonomi
Baca juga: IHSG lanjutkan kenaikan, ikuti penguatan Wall Street dan bursa Eropa
Selain itu pasar juga menantikan data penting tenaga kerja AS malam ini dan besok malam. Hasil yang bagus bisa mendorong ekspektasi perubahan kebijakan moneter AS yang lebih ketat dalam waktu dekat.
"Ini bisa mendorong kenaikan yield AS kembali dan penguatan dolar AS," ujar Ariston.
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi menguat ke arah Rp14.250 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp14.300 per dolar AS.
Pada Rabu (2/6) lalu, rupiah ditutup stagnan alias sama dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.280 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Kamis pagi menguat 10 poin
Baca juga: Yuan kembali melemah 38 basis poin terhadap dolar AS
Rupiah dibuka menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.270 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.280 per dolar AS.
"Rupiah mungkin berpotensi menguat hari ini dengan terkoreksinya kembali yield obligasi AS tenor 10 tahun ke bawah 1,6 persen," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun sekarang terlihat bergerak di bawah 1,59 persen. Menurut Ariston, yield tersebut masih bergerak konsolidatif mengikuti perubahan ekspektasi pasar terhadap perubahan kebijakan moneter di AS.
Baca juga: Dolar menguat tipis saat investor mencari petunjuk dari data ekonomi
Baca juga: IHSG lanjutkan kenaikan, ikuti penguatan Wall Street dan bursa Eropa
Selain itu pasar juga menantikan data penting tenaga kerja AS malam ini dan besok malam. Hasil yang bagus bisa mendorong ekspektasi perubahan kebijakan moneter AS yang lebih ketat dalam waktu dekat.
"Ini bisa mendorong kenaikan yield AS kembali dan penguatan dolar AS," ujar Ariston.
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi menguat ke arah Rp14.250 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp14.300 per dolar AS.
Pada Rabu (2/6) lalu, rupiah ditutup stagnan alias sama dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.280 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Kamis pagi menguat 10 poin
Baca juga: Yuan kembali melemah 38 basis poin terhadap dolar AS
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021
Tags: