Mojokerto (ANTARA News) - Program tarif murah telepon Rp25 per menit yang diluncurkan PT XL Axiata Tbk sejak pertengahan Agustus lalu, mendapat respon positif dari pasar dan mampu mendongrak jumlah pelanggan.

Vice President XL Axiata Regional Timur, Djunaedy Hermawanto, kepada wartawan di Mojokerto, Jawa Timur, Kamis, mengemukakan program tarif murah itu mampu mendongkrak penjualan kartu perdana sekitar 30 persen.

"Respon pasar cukup bagus, terutama di daerah-daerah seperti Probolinggo, Lumajang dan Malang. Kenaikan penjualan kartu perdana di Jatim rata-rata berkisar 30 persen," katanya saat peluncuran "XL Mangkal Mudik Rame".

Saat ini, jumlah pelanggan XL Regional Timur yang meliputi wilayah Jatim, Bali dan Lombok lebih kurang 8,4 juta. Dari jumlah tersebut, sekitar 5,3 juta pelanggan berada di Jatim.

Secara nasional, kontribusi Regional Timur mencapai hampir 30 persen dari total pelanggan XL secara nasional yang mencapai lebih dari 35,2 juta.

Djunaedy mengatakan trafik komunikasi saar ramadhan dan menjelang lebaran masih cukup stabil, namun ada pergeseran pola komunikasi dari pelanggan.

Kalau biasanya jam padat terjadi pada pukul 18.00-21.00 WIB, saat ini bergeser menjadi pukul 03.00-06.00 WIB.

"Kalau berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, kami perkirakan lonjakan trafik mulai terjadi mulai H-3 lebaran. Antisipasi telah kami lakukan dengan mmenaikkan kapasitas jaringan hingga dua kali lipat lebih," tambahnya.

Pada hari-hari biasa, trafik pengiriman SMS saat jam sibuk berkisar 36.000 per detik, sedangkan trafik panggilan keluar rata-rata 510 juta per menit.

"Dengan perkiraan lonjakan trafik sekitar 30 persen saat lebaran nanti, kami pastikan jaringan yang disiapkan cukup aman," ujar Djunaedy.

Sementara itu, program XL Mangkal Mudik Rame merupakan posko mudik yang disiapkan untuk pelanggan dengan berbagai layanan gratis.

Secara nasional, XL Axiata mendirikan sebanyak 33 posko di sejumlah jalur mudik strategi. Untuk wilayah Jatim, antara lain terdapat di jalur strategis Ngawi-Madiun, bekas jalan tol Mojokerto, Lawang, Lamongan, dan Banyuwangi, serta pelabuhan dan terminal. (ANT/K004)