Dubes dorong inventarisasi kekayaan keanekaragaman hayati
2 Juni 2021 20:56 WIB
Sejumlah aktivis dan warga menanam bibit bakau di perairan pantai Pulau Harapan, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Sabtu (22/5/2021). Penanaman bakau oleh Yayasan Kehati dan lembaga Divers Clean Action (DCA) di Pulau Harapan tersebut menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia sekaligus sebagai kampanye pelestarian hutan bakau (mangrove) sebagai pelindung kawasan pesisir dan habitat bagi aneka ragam hayati. ANTARA/dokumen FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)
Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Indonesia untuk Pakistan Adam Mulawarman Tugio mengatakan perlu melakukan inventarisasi kekayaan keanekaragaman hayati untuk melindungi, memelihara dan mengoptimalkan pemanfaatannya.
"Masing-masing negara perlu menginventarisasi kekayaan keanekaragaman hayati masing-masing spesies," kata Adam dalam seminar virtual "International Webinar on Natural Products and Tropical Medicine", Jakarta, Rabu.
Adam menuturkan inventarisasi itu akan menjadi peta jalan bagi pemerintah untuk merancang program konservasi yang tepat baik konservasi in situ maupun ex situ.
Dengan demikian, dapat mengidentifikasi prioritas konservasi baik berdasarkan ruang, permintaan komersial atau kepentingan perlindungan.
Adam menuturkan banyak negara di dunia terkhusus negara tropis dianugerahi dengan biodiversitas dan tanaman obat. Kekayaan keanekaragaman hayati tersebut perlu dieksplorasi dan dioptimalkan pemanfaatannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pada seminar itu, Adam juga menuturkan pelibatan masyarakat adat merupakan kunci keberhasilan program konservasi.
Baca juga: ASEAN bergabung dalam upaya global untuk melindungi lautan Bumi
Baca juga: LIPI perkuat riset produk alam dan obat-obatan tropis
Menurut Adam, masyarakat adat memiliki pengetahuan tentang manfaat potensial spesies untuk perawatan kesehatan.
Kearifan lokal mengajarkan masyarakat untuk memelihara tanaman termasuk tanaman sumber obat herbal atau jamu yang diketahui bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan mengobati penyakit.
Adam mengatakan masyarakat akan semakin berkeinginan untuk berpartisipasi dalam konservasi jika mereka diberitahu tentang potensi manfaat ekonomi dari program konservasi bagi mereka.
Pengetahuan tradisional masyarakat lokal harus dihormati. Untuk itu, penting bagi negara berkembang untuk mendokumentasikan kearifan lokal tersebut dan melindunginya dalam bentuk regulasi sumber daya genetik, pengetahuan tradisional dan ekspresi cerita rakyat.
Adam mengatakan pengetahuan lokal dapat digunakan untuk tumbuh secara global karena pengetahuan tersebut memiliki potensi ekonomi yang tinggi untuk negara berkembang.
Penerapan pengetahuan tradisional ke dalam metode dan proses ilmiah berarti kedua jenis pengetahuan itu akan bersentuhan. Konsekuensinya, perlu terus menggali keseimbangan antara penerapan metode ilmiah dengan pengetahuan tradisional.
Baca juga: BRIN dorong keanekaragaman hayati berdampak bagi ekonomi
Baca juga: Menko Airlangga: Keanekaragaman hayati aset masa kini dan masa depan
"Masing-masing negara perlu menginventarisasi kekayaan keanekaragaman hayati masing-masing spesies," kata Adam dalam seminar virtual "International Webinar on Natural Products and Tropical Medicine", Jakarta, Rabu.
Adam menuturkan inventarisasi itu akan menjadi peta jalan bagi pemerintah untuk merancang program konservasi yang tepat baik konservasi in situ maupun ex situ.
Dengan demikian, dapat mengidentifikasi prioritas konservasi baik berdasarkan ruang, permintaan komersial atau kepentingan perlindungan.
Adam menuturkan banyak negara di dunia terkhusus negara tropis dianugerahi dengan biodiversitas dan tanaman obat. Kekayaan keanekaragaman hayati tersebut perlu dieksplorasi dan dioptimalkan pemanfaatannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pada seminar itu, Adam juga menuturkan pelibatan masyarakat adat merupakan kunci keberhasilan program konservasi.
Baca juga: ASEAN bergabung dalam upaya global untuk melindungi lautan Bumi
Baca juga: LIPI perkuat riset produk alam dan obat-obatan tropis
Menurut Adam, masyarakat adat memiliki pengetahuan tentang manfaat potensial spesies untuk perawatan kesehatan.
Kearifan lokal mengajarkan masyarakat untuk memelihara tanaman termasuk tanaman sumber obat herbal atau jamu yang diketahui bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan mengobati penyakit.
Adam mengatakan masyarakat akan semakin berkeinginan untuk berpartisipasi dalam konservasi jika mereka diberitahu tentang potensi manfaat ekonomi dari program konservasi bagi mereka.
Pengetahuan tradisional masyarakat lokal harus dihormati. Untuk itu, penting bagi negara berkembang untuk mendokumentasikan kearifan lokal tersebut dan melindunginya dalam bentuk regulasi sumber daya genetik, pengetahuan tradisional dan ekspresi cerita rakyat.
Adam mengatakan pengetahuan lokal dapat digunakan untuk tumbuh secara global karena pengetahuan tersebut memiliki potensi ekonomi yang tinggi untuk negara berkembang.
Penerapan pengetahuan tradisional ke dalam metode dan proses ilmiah berarti kedua jenis pengetahuan itu akan bersentuhan. Konsekuensinya, perlu terus menggali keseimbangan antara penerapan metode ilmiah dengan pengetahuan tradisional.
Baca juga: BRIN dorong keanekaragaman hayati berdampak bagi ekonomi
Baca juga: Menko Airlangga: Keanekaragaman hayati aset masa kini dan masa depan
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021
Tags: