Jakarta (ANTARA News) - Menyikapi rencana pembakaran Al Qur'an oleh sekelompok kecil orang di Florida, Amerika Serikat, Gerakan Peduli Pluralisme (GPP) menyelenggarakan dialog terbuka yang dihadiri oleh Front Pembela Islam (FPI), Komisi Waligereja Indonesia (KWI), Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), dan sejumlah tokoh lintas agama.

Bertempat di Gedung KWI, Cikini, Jakarta Pusat, dialog yang dihadiri oleh Habib Rizieq Syihab dari FPI, Mgr Johannes Pujasumarta dan Mgr P. Mandagi dari KWI, serta Pendeta A.A Yewangoe dari PGI itu menyepakati bahwa tindakan membakar Kitab Suci Al Qur'an merupakan sebuah tindakan yang hina.

"KWI mewakili umat Katolik di seluruh Indonesia mengecam rencana pembakaran Al Qur'an yang dilakukan oleh sekelompok kecil orang di Amerika Serikat," tegas Mgr P. Mandagi selaku Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan KWI dalam kata pembukaannya.

Sementara itu Pendeta Yewangoe yang mewakili PGI bahkan telah menulis surat kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan organisasi gereja-gereja di (AS) agar menggunakan kuasanya untuk mencegah terjadinya peristiwa yang akan melukai tidak saja hati umat Islam tetapi juga umat beragama di seluruh Indonesia.

Habib Rizieq yang ditemani beberapa anggota dewan pimpinan pusat FPI mengaku sangat berbangga dan berterimakasih atas dukungan umat beragama di Indonesia.

"FPI memberikan penghormatan dan terima kasih kepada KWI dan PGI karena dengan pernyataan sikap itu telah sama-sama menjaga keharmonisan umat beragama, khususnya antara Islam dan Kristen di Indonesia," tutur Rizieq.

Menurut Rizieq dialog terbuka dalam satu forum seperti itu perlu dilanjutkan di masa mendatang untuk terus membina kerukunan umat beragama di Indonesia. "Tidak ada yang tidak bisa diselesaikan dengan dialog," pungkas Rizieq.
(Ber/A038/BRT)