Jakarta (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, Selasa malam waktu setempat (Rabu pagi WIB), telah menyampaikan satu pidato resmi yang menandai misi tempur AS di Irak telah berakhir, dan pemerintahannya kini fokus pada masalah ekonomi dalam negeri Amerika Serikat.

Dia mengatakan konsentrasi utama masa kepresidenannya adalah menghidupkan kembali perekonomian, sembari menunjuk kekeliruan-kekeliruan politik lewat pengeluaran besar-besaran untuk perang di Irak dan Afghanistan.

Obama mengutipkan pendapat seorang tokoh bahwa kekeliruan itu telah menelan satu milyar dolar dan ikut menyumbang bagi membumbungnya defisit ekonomi negara itu.

Jajak pendapat menunjukkan, tingkat pengangguran 9,5 adalah lebih penting diperhatikan rakyat Irak daripada perang Irak. Survei juga menunjukkan ketidakpuasan pada cara Obama menangani perekonomian.

Dan Obama memahami kecemasan rakyatnya itu seraya mengatakan pemulihan ekonomi adalah hal mendesak.

"Tugas paling mendesak kami adalah mememulihkan perekonomian kami dan membuat jutaan warga Amerika yang kehilangan pekerjaan kembali bekerja," kata Obama seperti dikutip Los Angeles Times.

Obama memuji satu juta tentara AS yang bertugas dalam perang yang sudah berlangsung selama tujuh tahun itu.

Dalam pidatonya tersebut, dia mengatakan pada dasarnya misi militer sudah berubah.

"Jadi malam ini, saya mengumumkan bahwa misi pertempuran Amerika di Irak sudah berakhir. Operasi Pembebasan Irak sudah berakhir, dan orang-orang Irak sekarang harus memikul tanggung jawab untuk keamanan negaranya sendiri," kata Obama.

Obama menambahkan,"AS sudah membayar mahal dengan meletakkan masa depan Irak ke tangan rakyatnya sendiri. Kami sudah mengirim pemuda dan pemudi kami untuk berkorban banyak di Irak, dan menghabiskan kekayaan kita di luar negeri pada saat anggaran dalam negeri mengetat."

Perang tersebut memakan korban lebih dari 4.000 tentara AS meninggal dan tak kurang dari 31.000 luka. Selaihn itu, puluhan ribu orang Irak juga tewas gara-gara perang tersebut.

Obama mengunjungi pangkalan militer AS di Texas untuk bertemu pasukan yang akan menyebar ke Irak sebagai bagian dari misi dukungan baru yang disebut "Operation New Dawn."

Saat berkunjung ke Texas, Obama juga berbicara dengan mantan presiden AS, George W. Bush, yang mengumumkan perang dalam pidato di Ruang Oval Maret 2003.

Pejabat Gedung Putih menolak memberitahu apa yang dibicarakan kedua pemimpin politik AS itu.

Dalam pidatonya, Obama melontarkan pujian kepada Bush yang memiliki pendapat yang bertolak belakang dengannya mengenai Perang Irak.

"Sudah banyak yang tahu bahwa sejak awal saya dan dia berbeda pendapat mengenai perang. Sampai sekarang tidak ada yang bisa meragukan dukungan Bush bagi pasukan kami, atau rasa cintanya kdepada negara dan komitmennya terhadap keamanan kita," kata Obama.

Kubu Republik menilai strategi perang yang diambil Obama mengkhawatirkan.

Ketua Partai Republik di DPR yang juga wakil Ohio, John Boehner, meminta Obama merinci bagaimana AS akan menanggapi kekacauan yang terjadi di Irak setelah pasukan AS pergi.

"Rakyat di negara itu dan negara ini berhak untuk tahu apa yang Amerika siap lakukan bila penyebab pasukan kita mengorbankan hidup mereka di Irak terancam," kata Boehner kepada "American Legion" (organisasi veteran AS) di Milwaukee.

Akhir operasi tempur dimulai dengan sebuah kesepakatan di akhir masa pemerintahan Bush.

Sebelum mengakhiri jabatannya, pemerintahan Bush mencapai kesepakatan dengan pemerintah Irak untuk mengakhiri komitmen militer AS secara bertahap, dimulai dengan penarikan seluruh pasukan AS pada akhir 2011.

Ketua Republik di Senator yang berasal dari daerah pemilihan Kentucky, Mitch McConnell, dalam pernyataan yang dirilis sebelum pidato Obama, mengatakan bahwa Bush pantas dipuji untuk pemerintahan yang saat ini berjalan.

"Jadi lebih mudah untuk berbicara mengenai memenuhi janji kampanye untuk mengakhiri operasi kita di Irak saat pemerintahan sebelumnya menandatangani kesepakatan keamanan dengan Irak untuk mengakhiri semua pekerjaan kita di sana," kata McConnell.

Sebanyak 50.000 pasukan AS akan tetap tinggal di Irak selama setahun lagi. Obama mengatakan dia menjamin semua pasukan ditarik akhir tahun depan.

"Melalui bab yang luar biasa dalam sejarah Amerika Serikat dan Irak ini, kami sudah mengemban tanggung jawab kami. Sekarang saatnya kami membalik halaman," kata Obama.

Obama telah lama menganggap Afghanistan sebagai bagian depan dalam perang melawan teroris. Dia sudah mengurangi jumlah pasukan di Irak sampai hampir 100.000 prajurit, dan saat bersamaan menaikkan jumlah pasukan yang digelarkan di Afghanistan.

Namun konflik yang muncul adalah janji Obama mengenai penarikan pasukan di Afghanistan pada Juli mendatang di tengah ketakstabilan yang akut pada pemerintah Afghanistan dukungan AS.

Obama telah mengatakan bahwa penarikan bertumpu pada kondisi di Afghanistan saat itu.(*)

Sumber Los Angeles Times/disadur Andrian Henny R.