Markas Bliss, Texas (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada hari Selasa memperingatkan bahwa negaranya menghadapi pertempuran sengit di Afghanistan, dengan lebih banyak korban dan "kekecewaan".

"Kita jelas masih menghadapi pertempuran sangat sulit di Afghanistan," kata Obama kepada pasukan di markas Bliss saat bersiap menandai akhir resmi gerakan tempur di Irak seperti dilaporkan AFP.

Lima tentara Amerika Serikat tewas pada Selasa, empat akibat pemboman dan satu dalam serangan terpisah di berbagai bagian Afghanistan, membuat jumlah tentara Amerika Serikat tewas dalam empat hari belakangan menjadi 22 orang.

Sejak 2001, 1.267 tentara Amerika Serikat tewas dalam pertempuran di negara terkoyak perang itu dan angka tersebut meningkat dari tahun ke tahun, bahkan saat Washington membanjiri lebih banyak pasukan untuk mengendalikan peningkatan perlawanan.

"Kita telah melihat korban bertambah akibat karena melawan Alqaida dan Taliban," kata Obama, "Itu akan menjadi pekerjaan sulit."

Obama berbicara di aula asrama di pangkalan tentara itu menjelang Ruang Oval pada Selasa malam mengumumkan akhir resmi gerakan tempur Amerika Serikat di Irak.

Sejumlah 1.262 tentara Amerika Serikat tewas di Afghanistan sejak serbuan pimpinannya untuk menumbangkan pemerintah Taliban pada ahir 2001.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Alqaida Osama bin Ladin, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah negara adidaya itu, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
(B002/M016)