Presiden: Gunakan cara luar biasa untuk dalami nilai Pancasila
1 Juni 2021 09:08 WIB
Presiden Joko Widodo bertindak selaku inspektur upacara pada Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2021 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Selasa, (1/6/2021). Dalam upacara peringatan kali ini, Kepala Negara tampak mengenakan pakaian adat khas Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. ANTARA/HO-Biro Pers Setpres/Laily Rachev/am.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengajak seluruh masyarakat untuk melakukan pendalaman nilai-nilai Pancasila dengan menggunakan cara luar biasa.
"Saudara-saudara sebangsa setanah air, menghadapi semua ini perluasan dan pendalaman nilai-nilai Pancasila tidak bisa dilakukan dengan cara-cara biasa, diperlukan cara-cara baru yang luar biasa," kata Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa.
Presiden menyampaikan hal itu saat memberikan amanat dalam Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2021. Presiden sendiri mengenakan pakaian adat dari Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, berupa jas hitam, ditambah sarung tenun hijau yang melingkar di pinggang dan tutup kepala senada dengan kain tenun.
Upacara dilakukan "hybrid" yaitu Presiden Jokowi mengikuti dari Istana Kepresidenan Bogor, sedangkan pasukan melangsungkan upacara di halaman Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri Jakarta sementara para pejabat negara mengikuti upacara dari tempat masing-masing.
Baca juga: Presiden ajak seluruh pihak bergerak aktif perkokoh Pancasila
Baca juga: DPR: Pancasila harus diimplementasikan bukan hafalan
"Memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama revolusi industri 4.0 dan sekaligus Pancasila harus menjadi fondasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkeindonesiaan," ujar Presiden.
Menurut Presiden Jokwoi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga mempengaruhi "landscape" kontestasi ideologi.
"Revolusi industri 4.0 juga telah menyediakan berbagai kemudahan dalam berdialog, dalam berinteraksi dan berorganisaisi dalam skala besar lintas negara," ungkap Presiden.
Ketika konektivitas 5 G melanda dunia maka interaksi antardunia juga semakin mudah dan cepat.
"Kemudahan ini bisa digunakan oleh idiolog-idiolog transnasional radikal untuk merambah ke semua pelosok Indonesia ke seluruh kalangan dan ke seluruh usia tidak mengenal lokasi dan waktu," tutur Presiden.
Sehingga tugas Pancasila pun tidaklah semakin ringan. "Yang harus kita waspadai adalah meningkatnya rivalitas dan kompetisi, termasuk rivalitas antarpandangan, rivalitas antar-nilai-nilai dan rivalitas antarideologi," kata Presiden menegaskan.
Hadir juga dalam upacara peringatan tersebut Ketua MPR Bambang Soesatyo yang bertugas membacakan Pancasila serta Ketua DPR Puan Maharani yang membacakan teks Pembukaan UUD 1945.
Baca juga: MPR: Hari Lahir Pancasila momentum bangun kembali rasa kebersamaan
Baca juga: Kemenkumham: Maknai Pancasila dalam tindakan untuk RI bersatu
"Saudara-saudara sebangsa setanah air, menghadapi semua ini perluasan dan pendalaman nilai-nilai Pancasila tidak bisa dilakukan dengan cara-cara biasa, diperlukan cara-cara baru yang luar biasa," kata Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa.
Presiden menyampaikan hal itu saat memberikan amanat dalam Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2021. Presiden sendiri mengenakan pakaian adat dari Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, berupa jas hitam, ditambah sarung tenun hijau yang melingkar di pinggang dan tutup kepala senada dengan kain tenun.
Upacara dilakukan "hybrid" yaitu Presiden Jokowi mengikuti dari Istana Kepresidenan Bogor, sedangkan pasukan melangsungkan upacara di halaman Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri Jakarta sementara para pejabat negara mengikuti upacara dari tempat masing-masing.
Baca juga: Presiden ajak seluruh pihak bergerak aktif perkokoh Pancasila
Baca juga: DPR: Pancasila harus diimplementasikan bukan hafalan
"Memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama revolusi industri 4.0 dan sekaligus Pancasila harus menjadi fondasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkeindonesiaan," ujar Presiden.
Menurut Presiden Jokwoi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga mempengaruhi "landscape" kontestasi ideologi.
"Revolusi industri 4.0 juga telah menyediakan berbagai kemudahan dalam berdialog, dalam berinteraksi dan berorganisaisi dalam skala besar lintas negara," ungkap Presiden.
Ketika konektivitas 5 G melanda dunia maka interaksi antardunia juga semakin mudah dan cepat.
"Kemudahan ini bisa digunakan oleh idiolog-idiolog transnasional radikal untuk merambah ke semua pelosok Indonesia ke seluruh kalangan dan ke seluruh usia tidak mengenal lokasi dan waktu," tutur Presiden.
Sehingga tugas Pancasila pun tidaklah semakin ringan. "Yang harus kita waspadai adalah meningkatnya rivalitas dan kompetisi, termasuk rivalitas antarpandangan, rivalitas antar-nilai-nilai dan rivalitas antarideologi," kata Presiden menegaskan.
Hadir juga dalam upacara peringatan tersebut Ketua MPR Bambang Soesatyo yang bertugas membacakan Pancasila serta Ketua DPR Puan Maharani yang membacakan teks Pembukaan UUD 1945.
Baca juga: MPR: Hari Lahir Pancasila momentum bangun kembali rasa kebersamaan
Baca juga: Kemenkumham: Maknai Pancasila dalam tindakan untuk RI bersatu
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021
Tags: