Jakarta (ANTARA News) - PT Wijaya Karya Tbk atau Wika mengincar proyek-proyek yang masuk dalam program percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW tahap kedua sebagai upaya pengembangan usaha BUMN konstruksi itu ke depan.

Direktur Keuangan Wika Ganda Kusuma di Jakarta, Selasa, mengatakan, pihaknya telah membentuk departemen khusus yang menangani bisnis pembangkit tersebut.

"Kami incar proyek-proyek yang masuk program percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW khususnya skala kecil berkapasitas di bawah 50 MW di luar Jawa," katanya.

Pemerintah telah merilis program pembangkit 10.000 MW tahap kedua.

Proyek tersebut terdiri dari pembangkit yang dikerjakan PT PLN (Persero) dan proyek yang dibangun swasta melalui skema pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP).

Menurut Ganda, saat ini, pihaknya tengah mengerjakan dua proyek pembangkitan.

Proyek pertama adalah mengerjakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Pesanggaran, Bali berkapasitas 3x18 MW. "Saat ini, progres konstruksi sudah sebesar 50,46 persen," katanya.

Pembangunan pembangkit yang dimiliki PT Indonesia Power, anak perusahaan PT PLN (Persero) itu dijadwalkan selesai akhir tahun 2010.

PLTD Pesanggaran dibangun Wika bersama PT Mirlindo Pandu Kencana dengan komposisi saham 70 dan 30 persen.

Proyek lainnya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Tampomas berkapasitas 40 MW di Sumedang, Jawa Barat.

Pembangkit yang masih bisa ditingkatkan kapasitasnya hingga menjadi 50-70 MW itu mulai tahap pengeboran. "Agustus ini mulai pengeboran sumur pertama dan diharapkan tahun 2013 sudah mulai produksi," kata Ganda.

Selain Wika yang memiliki 55 persen, pembangkit dengan masa konsesi 30 tahun juga dipunyai PT Jasa Sarana 40 persen dan PT RMI 5 persen. (K007/B010)