Jakarta (ANTARA) - Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) meminta generasi muda Indonesia untuk menumbuhkan perilaku sehat dalam rangka mencapai bonus demografi.

"Kami sangat bersemangat untuk terus fokus terhadap kesehatan. Anak muda, remaja ini menjadi salah satu pilar dari program kami di Indonesia sehingga bonus demografi bisa kita capai, bukan beban," ujar Direktur Eksekutif Yayasan Plan International Indonesia, Dini Widiastuti dalam peluncuran "Young Health Programme (YHP) Indonesia 2021-2025," di Jakarta, Senin.

Menurut dia, kesehatan menjadi salah satu syarat utama bagi Indonesia untuk meraih bonus demografi.

Ia mengatakan masa remaja merupakan masa yang sangat krusial untuk menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan yang baik.

"Masa remaja menentukan masa depan mereka untuk memupuk kepercayaan diri, kepemimpinan, dan juga potensi-potensi diri mereka, oleh karena itu kesehatan adalah yang utama," ucapnya.

YHP merupakan program kerja sama antara AstraZeneca, Plan Indonesia, Yayasan Lentera Anak, dan Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI).

Baca juga: Kecukupan gizi saat remaja berpengaruh pada kesehatan saat dewasa
Baca juga: Menteri Kesehatan tekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi remaja


Disampaikan, YHP adalah program global dengan fokus pada kaum muda berusia 10 - 24 tahun untuk mengedukasi pencegahan penyakit tidak menular (PTM), yakni kanker, diabetes, penyakit jantung, penyakit pernapasan, dan kesehatan mental.

Sementara itu, Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, Sewhan Chon mengatakan Indonesia menjadi salah satu negara prioritas di kawasan Asia untuk menjalankan YHP yang bertujuan untuk melindungi kesehatan generasi mendatang.

"YHP adalah komitmen jangka panjang kami untuk kesehatan remaja yang selaras dengan prioritas kesehatan pemerintah. Dan juga mendukung aksi pemerintah berkaitan dengan mencegah penyakit tidak menular, terutama bagaimana anak muda di Indonesia menyadari tentang perilaku berisiko yang bisa menghasilkan atau menyebabkan penyakit tidak menular," paparnya.

Dalam kesempatan sama, Perwakilan dari Kementerian Kesehatan, Herawati mengatakan penyakit tidak menular merupakan empat dari 10 penyebab utama kematian pada tahun 2020.

"Angka ini telah meningkat dalam tujuh tahun terakhir sebelum pandemi COVID-19 menyebar di seluruh dunia," katanya.

Tingginya angka kematian, lanjut dia, jelas membuat kita harus lebih fokus dan intensif untuk mencegah dan mengobatinya.

Baca juga: Ma'ruf Amin: Perilaku hidup sehat jangan cuma selama pandemi
Baca juga: Dokter: PHBS harus dimulai sejak dini