Perusahaan tambang emas Archi bidik dana IPO Rp3,974 triliun
31 Mei 2021 12:13 WIB
Wakil Direktur Utama PT Archi Indonesia Tbk Rudy Suhendra dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Senin (31/5/2021). Archi membidik dana dari penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp3,974 triliun. ANTARA/Citro Atmoko.
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan tambang pure-play emas PT Archi Indonesia Tbk siap mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juni 2021 untuk membidik dana dari penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp3,974 triliun.
Perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 4,968 miliar lembar saham yang mewakili sebanyak-banyaknya 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO dengan harga penawaran di kisaran Rp750 per saham hingga Rp800 per saham.
Wakil Direktur Utama PT Archi Indonesia Tbk Rudy Suhendra dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Senin, mengatakan tujuan dari IPO perseroan adalah untuk mengembangkan dan mengakselerasi rencana pertumbuhan Archi sekaligus juga untuk terus meningkatkan tata kelola perusahaan.
"Dengan mencatatkan saham perusahaan kami di BEI, Archi bermaksud untuk mempercepat rencana pertumbuhan kinerja perusahaan, dan lebih meningkatkan praktik tata kelola perusahaan yang baik dengan adanya pengawasan secara langsung dari Otoritas Jasa Keuangan OJK dan BEI sebagai regulator, serta masyarakat secara umum," ujar Rudy.
Lebih lanjut, Rudy mengajak masyarakat untuk berinvestasi di saham Archi karena perseroan merupakan salah satu saham yang tercatat di BEI yang memiliki eksposur penuh terhadap bisnis pertambangan emas, di mana emas merupakan komoditas dengan nilai yang stabil dan sangat menarik bagi investor.
"Emas sering dianggap sebagai salah satu komoditas teraman, dengan nilai investasi yang terpercaya serta sustain dari waktu ke waktu," kata Rudy.
Sehubungan dengan aksi korporasi ini, Archi akan menggunakan laporan keuangan konsolidasi audit yang berakhir pada 31 Desember 2020, dan telah menunjuk PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, PT BNI Sekuritas, serta PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dari IPO tersebut.
Direktur Keuangan atau Chief Financial Officer (CFO) Archi Adam Jaya Putra menambahkan, sekitar 90 persen dari dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan oleh perseroan dan/atau entitas anak untuk pembayaran sebagian pokok utang bank, sedangkan sisa dana yang diperoleh akan digunakan perseroan serta entitas anak untuk pembiayaan kegiatan operasional dan modal kerja.
Archi, yang memiliki lokasi tambang di provinsi Sulawesi Utara, mulai beroperasi sejak 2011 dan telah memproduksi total 1,9 juta ons (setara dengan 58 ton) emas hingga 2020 dan memiliki cadangan bijih emas sebanyak 3,9 juta ons (setara dengan 121 ton) per akhir Desember 2020.
Baca juga: INDEF nilai valuasi bisnis startup jadi penentu IPO
Baca juga: IPO dinilai perkuat posisi PIS di industri energi dan logistik laut
Baca juga: Adhi Commuter Properti ditargetkan IPO akhir tahun ini
Perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 4,968 miliar lembar saham yang mewakili sebanyak-banyaknya 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO dengan harga penawaran di kisaran Rp750 per saham hingga Rp800 per saham.
Wakil Direktur Utama PT Archi Indonesia Tbk Rudy Suhendra dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Senin, mengatakan tujuan dari IPO perseroan adalah untuk mengembangkan dan mengakselerasi rencana pertumbuhan Archi sekaligus juga untuk terus meningkatkan tata kelola perusahaan.
"Dengan mencatatkan saham perusahaan kami di BEI, Archi bermaksud untuk mempercepat rencana pertumbuhan kinerja perusahaan, dan lebih meningkatkan praktik tata kelola perusahaan yang baik dengan adanya pengawasan secara langsung dari Otoritas Jasa Keuangan OJK dan BEI sebagai regulator, serta masyarakat secara umum," ujar Rudy.
Lebih lanjut, Rudy mengajak masyarakat untuk berinvestasi di saham Archi karena perseroan merupakan salah satu saham yang tercatat di BEI yang memiliki eksposur penuh terhadap bisnis pertambangan emas, di mana emas merupakan komoditas dengan nilai yang stabil dan sangat menarik bagi investor.
"Emas sering dianggap sebagai salah satu komoditas teraman, dengan nilai investasi yang terpercaya serta sustain dari waktu ke waktu," kata Rudy.
Sehubungan dengan aksi korporasi ini, Archi akan menggunakan laporan keuangan konsolidasi audit yang berakhir pada 31 Desember 2020, dan telah menunjuk PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, PT BNI Sekuritas, serta PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dari IPO tersebut.
Direktur Keuangan atau Chief Financial Officer (CFO) Archi Adam Jaya Putra menambahkan, sekitar 90 persen dari dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan oleh perseroan dan/atau entitas anak untuk pembayaran sebagian pokok utang bank, sedangkan sisa dana yang diperoleh akan digunakan perseroan serta entitas anak untuk pembiayaan kegiatan operasional dan modal kerja.
Archi, yang memiliki lokasi tambang di provinsi Sulawesi Utara, mulai beroperasi sejak 2011 dan telah memproduksi total 1,9 juta ons (setara dengan 58 ton) emas hingga 2020 dan memiliki cadangan bijih emas sebanyak 3,9 juta ons (setara dengan 121 ton) per akhir Desember 2020.
Baca juga: INDEF nilai valuasi bisnis startup jadi penentu IPO
Baca juga: IPO dinilai perkuat posisi PIS di industri energi dan logistik laut
Baca juga: Adhi Commuter Properti ditargetkan IPO akhir tahun ini
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: