IBL
Capaian empat besar bekal West Bandits hadapi musim depan
30 Mei 2021 23:28 WIB
Ekspresi kapten West Bandits Solo Widyanta Putra Teja seusai timnya tersingkir dari semifinal Divisi Putih IBL 2021 seusai kalah melawan Satria Muda Pertamina Jakarta dalam gim kedua di Mahaka Square Arena, Jakarta, Minggu (30/5/2021). (HO/IBL/Hari Purwanto)
Jakarta (ANTARA) - West Bandits Solo menjadikan capaian mereka meraih tempat empat besar IBL 2021 sebagai bekal persiapan menghadapi musim depan.
West Bandits yang berstatus tim debutan, mampu melakoni musim perdana yang gemilang mencapai semifinal Divisi Putih.
Langkah West Bandits terhenti setelah menelan kekalahan 48-72 dalam gim kedua semifinal di Mahaka Square Arena, Jakarta, Minggu.
"Sekarang tahun ini sudah di empat besar, otomatis kami harus naik musim depan tidak boleh turun," kata pelatih yang akrab disapa Ebos itu dalam jumpa pers virtual selepas laga.
"Kami harus memperbaiki persiapan untuk musim depan, komposisi pemain juga, mengevaluasi raihan musim ini dan yang pasti target harus naik terus tidak boleh turun.
"Kami mau bersaing, itu yang paling penting. Kalau musim ini empat besar, musim depan minimal harus empat besar dan targetnya otomatis final. Tidak boleh turun," ujarnya melengkapi.
Baca juga: Satria Muda singkirkan West Bandits menuju final IBL 2021
West Bandits kalah dua gim langsung dalam semifinal Divisi Putih melawan Satria Muda dan Ebos menegaskan musim depan timnya tidak akan bisa dikalahkan semudah itu.
"Kami akan berbenah untuk tahun depan, musim depan tidak akan semudah ini," katanya.
"Harus bisa lebih menerjemahkan sistem yang ingin kami pakai, semuanya dilakukan sembari berjalannya waktu," ujar Ebos melengkapi.
Emosional
Kapten West Bandits Widyanta Putra Teja mengaku sangat emosional dengan kegagalan timnya mencapai final IBL 2021 sebab ia memiliki target yang lebih tinggi dibandingkan apa yang dipatok timnya.
"Wajar sebagai pemain saya emosional. Karena persiapan sudah jauh-jauh hari, baik individual maupun tim dan hasilnya tidak sesuai harapan," kata Widy yang terlihat sempat bersimbang air mata selepas pertandingan.
"Target saya tinggi, lebih tinggi dari tim, saya ingin juara lagi. Saya juga kecewa dengan diri sendiri karena enggak bisa perform di gim terakhir," ujarnya menambahkan.
Baca juga: West Bandits tantang Satria Muda pada semifinal IBL 2021
Ruang gerak Widy memang mampu dibatasi secara optimal oleh para pemain Satria Muda di gim kedua, sehingga hanya bisa membukukan empat poin setelah melantai selama 34 menit.
Bagi Widy, capaian empat besar bagi West Bandits bukanlah beban untuk menyongsong musim depan, tetapi menjadi motivasi.
"Sebagai pemain ya saya malah menjadikannya motivasi, sekarang tinggal bagaimana manajemen mau merespon raihan ini," katanya.
"Banyak hal yang harus dipersiapkan, yang diperbaiki. Semua tergantung bagaimana frontdesk menyikapi," tutup Widy.
Raihan empat besar West Bandits juga diakui sebagai sesuatu yang luar biasa dari kapten Satria Muda, Arki Dikania Wisnu.
"West Bandits harus bangga. Mereka tim debutan bisa mencapai semifinal. Banyak tim yang sudah lama di liga bahkan belum pernah merasakan semifinal," kata Arki.
Baca juga: Songsong final IBL, Arki tidak mau fokus tersita pikirkan Pelita Jaya
Baca juga: Pelajaran berharga dari Louvre untuk Pelita Jaya
Baca juga: Louvre Surabaya dulang pengalaman di antara kesulitan musim IBL 2021
West Bandits yang berstatus tim debutan, mampu melakoni musim perdana yang gemilang mencapai semifinal Divisi Putih.
Langkah West Bandits terhenti setelah menelan kekalahan 48-72 dalam gim kedua semifinal di Mahaka Square Arena, Jakarta, Minggu.
"Sekarang tahun ini sudah di empat besar, otomatis kami harus naik musim depan tidak boleh turun," kata pelatih yang akrab disapa Ebos itu dalam jumpa pers virtual selepas laga.
"Kami harus memperbaiki persiapan untuk musim depan, komposisi pemain juga, mengevaluasi raihan musim ini dan yang pasti target harus naik terus tidak boleh turun.
"Kami mau bersaing, itu yang paling penting. Kalau musim ini empat besar, musim depan minimal harus empat besar dan targetnya otomatis final. Tidak boleh turun," ujarnya melengkapi.
Baca juga: Satria Muda singkirkan West Bandits menuju final IBL 2021
West Bandits kalah dua gim langsung dalam semifinal Divisi Putih melawan Satria Muda dan Ebos menegaskan musim depan timnya tidak akan bisa dikalahkan semudah itu.
"Kami akan berbenah untuk tahun depan, musim depan tidak akan semudah ini," katanya.
"Harus bisa lebih menerjemahkan sistem yang ingin kami pakai, semuanya dilakukan sembari berjalannya waktu," ujar Ebos melengkapi.
Emosional
Kapten West Bandits Widyanta Putra Teja mengaku sangat emosional dengan kegagalan timnya mencapai final IBL 2021 sebab ia memiliki target yang lebih tinggi dibandingkan apa yang dipatok timnya.
"Wajar sebagai pemain saya emosional. Karena persiapan sudah jauh-jauh hari, baik individual maupun tim dan hasilnya tidak sesuai harapan," kata Widy yang terlihat sempat bersimbang air mata selepas pertandingan.
"Target saya tinggi, lebih tinggi dari tim, saya ingin juara lagi. Saya juga kecewa dengan diri sendiri karena enggak bisa perform di gim terakhir," ujarnya menambahkan.
Baca juga: West Bandits tantang Satria Muda pada semifinal IBL 2021
Ruang gerak Widy memang mampu dibatasi secara optimal oleh para pemain Satria Muda di gim kedua, sehingga hanya bisa membukukan empat poin setelah melantai selama 34 menit.
Bagi Widy, capaian empat besar bagi West Bandits bukanlah beban untuk menyongsong musim depan, tetapi menjadi motivasi.
"Sebagai pemain ya saya malah menjadikannya motivasi, sekarang tinggal bagaimana manajemen mau merespon raihan ini," katanya.
"Banyak hal yang harus dipersiapkan, yang diperbaiki. Semua tergantung bagaimana frontdesk menyikapi," tutup Widy.
Raihan empat besar West Bandits juga diakui sebagai sesuatu yang luar biasa dari kapten Satria Muda, Arki Dikania Wisnu.
"West Bandits harus bangga. Mereka tim debutan bisa mencapai semifinal. Banyak tim yang sudah lama di liga bahkan belum pernah merasakan semifinal," kata Arki.
Baca juga: Songsong final IBL, Arki tidak mau fokus tersita pikirkan Pelita Jaya
Baca juga: Pelajaran berharga dari Louvre untuk Pelita Jaya
Baca juga: Louvre Surabaya dulang pengalaman di antara kesulitan musim IBL 2021
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2021
Tags: