Yogyakarta (ANTARA News) - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Yogyakarta menyatakan sikap tidak akan berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah Kota Yogyakarta pada 2011.

"Kami mendapatkan pengalaman buruk saat berkoalisi dengan PKS pada pemilihan umum kepala daerah 2006," kata Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bappilu) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Yogyakarta Gunawan Hartono di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, keputusan untuk tidak mengandeng PKS dalam pelaksanaan pemiluhan kepala daerah tahun depan tersebut juga sudah ditegaskan melalui Konferensi Cabang PDIP Kota Yogyakarta yang dilakukan pada Januari.

Pada pemilihan kepala daerah 2006, PDIP berkoalisi dengan PKS dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang mengusung pasangan Widharto PH dan Syukri Fadholi namun kalah dari pasangan Herry Zudianto dan Haryadi Suyuti yang diusung Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Demokrat.

"Selain tidak akan melakukan koalisi dengan PKS, dari hasil konfercab tersebut juga mengamanatkan agar PDIP memenangi pemilihan umum kepala daerah 2011," lanjutnya.

PDIP Kota Yogyakarta, lanjut dia, akan melakukan sejumlah upaya untuk mewujudkan amanat konfercab tersebut, termasuk dalam menantukan calon wakil wali kota.

Partai berlambang kepala banteng tersebut telah memastikan akan mengusung Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtamarta Yogyakarta Imam Priyono untuk maju sebagai calon wali kota dalam pemilihan kepala daerah 2011.

"Kami akan terus melakukan analisis tentang calon wakil wali kota yang akan mendampingi Imam Priyono. Yang pasti, calon wakil wali kota adalah bisa memenangi pemilihan kepala daerah, dan memiliki ideologi yang sama yaitu nasionalis," katanya.

Sementara itu, Ketua Bappilu PKS DIY Zuhrif Hudaya mengatakan, tidak mengerti alasan dibalik sikap PDIP yang enggan melakukan koalisi dengan PKS untuk pemilihan umum kepala daerah tahun depan.

"Saya justru baru tahu sekarang jika PDIP enggan berkoalisi dengan PKS. Sebagai partai, kami tidak akan memaksa mereka untuk berkoalisi dengan kami," katanya.

Apabila alasan yang dikemukanan PDIP adalah kekecewaan pada pemilihan kepala daerah 2006, lanjut Zuhrif, maka semua pemilihan kepala daerah tentu harus ada yang menang dan kalah.

"PKS sudah berusaha secara maksimal untuk memenangi pemilihan sebelumnya, dan merasa tidak ada yang salah dengan hasil kerja kami," katanya.

Ia beranggapan, koalisi PDIP, PKS dan PPP adalah koalisi yang solid meskipun di pertengahan jalan terjadi pergantian calon wali kota dari Nur Cahyo menjadi Widharto PH.

Pada pemilihan kepala daerah tahun depan, lanjut Zuhrif, PKS tahu diri sehingga tidak akan mengajukan calon untuk wali kota, tetapi untuk wakil wali kota.

"Secara institusi, PKS lebih dekat ke Haryadi Suyuti (Wakil Wali Kota Yogyakarta), dan telah melakukan pembicaraan intensif dengan beliau," katanya.

Namun, kata dia, seluruh langkah yang akan diambil secara resmi oleh PKS dalam pemilihan kepala daerah tahun depan akan ditetapkan pada Musyawarah Daerah PKS Kota Yogyakarta pada November.

(E013/S026)