Angkat Besi
Rizki Juniansyah targetkan pecahkan rekor dunia lagi
30 Mei 2021 15:22 WIB
Lifter muda Indonesia Rizki Juniansyah berpose selepas menyapu bersih tiga medali emas sekaligus memecahkan rekor dunia junior dalam Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior 2021 di Tashkent, Uzbekistan, Rabu (26/5/2021). ANTARA/Dok-PB PABSI/am.
Jakarta (ANTARA) - Setelah sukses mengukir tiga rekor dunia junior kelas 73kg pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior 2021 di Uzbekistan, lifter muda Indonesia Rizki Juniansyah menargetkan memecahkan rekor dunia junior kelas 81kg.
Lifter berusia 17 tahun itu mengatakan akan memaksimalkan kesempatan untuk kembali mengukir rekor dunia karena dirinya masih mempunyai waktu dua tahun lagi untuk bisa berlaga dalam kejuaraan level junior sebelum beralih ke senior.
“Karena masih ada kesempatan berlaga di level junior dua tahun ke depan, obsesi saya selanjutnya mampu memecahkan rekor dunia junior di kelas 81kg. Untuk itu saya berniat pindah ke kelas 81kg,” kata Rizki dalam rilis PABSI, Minggu.
Baca juga: Rizki Juniansyah sapu bersih emas, ukir rekor dunia di Tashkent
Jika ingin pindah ke kelas 81kg, Rizki yang biasa tampil di kelas 73kg itu harus menjaga berat badannya tidak boleh lebih dari 80kg. Itu dilakukan agar ketika ia harus kembali berlaga di kelas 73kg, dia tidak kesulitan menurunkan berat badannya.
Rekor dunia junior kelas 81kg saat ini yang sedang dibidiknya adalah, angkatan snatch 168kg, yang dicetak lifter China Li Dayin, dan clean and jerk 206kg milik lifter Bulgaria Nasar Karlos May Hasan.
Catatan tersebut mendekati rekor dunia junior yang dipecahkannya di kelas 73kg, yakni snatch 155kg dan clean and jerk 194kg.
Selain itu, Rizki juga mempunyai ambisi besar untuk memecahkan rekor dunia senior di kelas 73kg, kelak jika ia sudah berusia 19 tahun.
"Sekarang ini saya fokus di junior terlebih dahulu dengan rencana pindah kelas. Setelah saya memenuhi syarat di level senior saya mencoba untuk memecahkan rekor dunia lagi yang juga selisihnya tidak jauh yakni 169kg di angkatan snatch dan 198kg di angkatan clean and jerk. Saya hanya perlu fokus untuk meningkatkan lagi power angkatan saya,” kata dia menandaskan.
Baca juga: Windy Cantika Aisah raih medali emas Kejuaraan Dunia Junior 2021
Baca juga: Indonesia kirim sembilan lifter ke Kejuaraan Dunia Junior 2021
Lifter berusia 17 tahun itu mengatakan akan memaksimalkan kesempatan untuk kembali mengukir rekor dunia karena dirinya masih mempunyai waktu dua tahun lagi untuk bisa berlaga dalam kejuaraan level junior sebelum beralih ke senior.
“Karena masih ada kesempatan berlaga di level junior dua tahun ke depan, obsesi saya selanjutnya mampu memecahkan rekor dunia junior di kelas 81kg. Untuk itu saya berniat pindah ke kelas 81kg,” kata Rizki dalam rilis PABSI, Minggu.
Baca juga: Rizki Juniansyah sapu bersih emas, ukir rekor dunia di Tashkent
Jika ingin pindah ke kelas 81kg, Rizki yang biasa tampil di kelas 73kg itu harus menjaga berat badannya tidak boleh lebih dari 80kg. Itu dilakukan agar ketika ia harus kembali berlaga di kelas 73kg, dia tidak kesulitan menurunkan berat badannya.
Rekor dunia junior kelas 81kg saat ini yang sedang dibidiknya adalah, angkatan snatch 168kg, yang dicetak lifter China Li Dayin, dan clean and jerk 206kg milik lifter Bulgaria Nasar Karlos May Hasan.
Catatan tersebut mendekati rekor dunia junior yang dipecahkannya di kelas 73kg, yakni snatch 155kg dan clean and jerk 194kg.
Selain itu, Rizki juga mempunyai ambisi besar untuk memecahkan rekor dunia senior di kelas 73kg, kelak jika ia sudah berusia 19 tahun.
"Sekarang ini saya fokus di junior terlebih dahulu dengan rencana pindah kelas. Setelah saya memenuhi syarat di level senior saya mencoba untuk memecahkan rekor dunia lagi yang juga selisihnya tidak jauh yakni 169kg di angkatan snatch dan 198kg di angkatan clean and jerk. Saya hanya perlu fokus untuk meningkatkan lagi power angkatan saya,” kata dia menandaskan.
Baca juga: Windy Cantika Aisah raih medali emas Kejuaraan Dunia Junior 2021
Baca juga: Indonesia kirim sembilan lifter ke Kejuaraan Dunia Junior 2021
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021
Tags: