Tanjung Selor (ANTARA) - Jumlah masyarakat terdampak banjir Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara dari 1.985 jiwa naik menjadi 2.151 jiwa pada Jumat.

Camat Sembakung Zulkifli saat dihubungi Jumat mengakui banjir masih bertahan dan jumlah warga terdampak meluas.

Sebelumnya, data warga terdampak banjir tercatat 562 kepala keluarga atau 1.985 jiwa. Sedangkan rumah yang terendam 413 rumah.

"Sedangkan pada hari ini menjadi 641 kepala keluarga atau 2.151 jiwa, serta 455 rumah terendam," ujarnya.

Aktivitas warga di delapan desa masih lumpuh karena ketinggian air sungai masih berkisar pada level 4,94 meter pada hari Jumat.

Dari 10 desa di Sembakung, hanya dua yang bebas banjir sedangkan delapan desa lumpuh, yakni Desa Butas Bagu, Lubuk, Pagar, Tujung (Kampung Lama), Manuk Bungkul, Atap, Lubakan dan Desa Tagul.

Baca juga: Delapan desa di Nunukan lumpuh akibat banjir

Baca juga: Pemkab Nunukan bentuk tim kajian banjir kiriman dari Malaysia


Banjir kini melumpuhkan aktivitas warga akibat air merendam tidak hanya rumah penduduk namun fasilitas umum. Banjir juga merendam fasilitas sosial dan fasilitas pemerintah, seperti perkantoran, fasilitas kesehatan dan fasilitas pendidikan).

Banjir akibat tingginya curah dan itensitas hujan sejak 20 Mei 2021 ujar Zulkifli. "Kami terus memantau perkembangan banjir, dan mengimbau warga agar waspada karena banjir belum ada tanda-tanda surut."

Ia mengatakan langkah yang dilakukan dalam mengatasi masalah banjir, antara lain membantu menyelamatkan dokumen dan peralatan di kantor pemerintahan antara lain dinas kesehatan dan sekolah.

Aparat Kecamatan Sembakung bersama aparat kepolisian dan TNI, UPT BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), Kampung Siaga Bencana (KSB), Desa Tangguh Bencana (Destana) dan relawan terus siaga di Posko Banjir di Desa Atap.

Baca juga: Warga korban banjir di Sembakung menolak dievakuasi

Baca juga: Ratusan rumah warga di Sembakung terendam banjir kiriman dari Malaysia