Jakarta (ANTARA) - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) mencatat penggunaan International Standard Book Number (ISBN) di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

"Pada 2020, tercatat sebanyak 144.793 ISBN yang diberikan, ini mengalami peningkatan dibandingkan pada 2019 yang tercatat sebanyak 123.227 ISBN. Sebagai informasi, pada 2016, tercatat sebanyak 64.599 ISBN," ujar Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpusnas Ofy Sofiana, di Jakarta, Jumat.

Dia menambahkan peningkatan itu menunjukkan peran dan kontribusi penerbit dalam upaya mendukung sisi hulu literasi, yakni menyediakan bahan yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia.

"Kita pasti sepakat jika ketersediaan buku yang bermanfaat dapat mendorong tujuan negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Buku-buku aplikatif yang bisa dipakai sebagai panduan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan perekonomian rakyat menjadi sangat dibutuhkan pada masa sekarang ini di mana bencana pandemi COVID-19 yang melanda dunia sempat menghentikan berbagai segi kehidupan," ujar dia.

Ofy Sofiana menambahkan, pihaknya mencatat hal menarik terkait permohonan ISBN untuk buku digital. Berdasarkan data yang dihimpun ISBN Perpusnas, hasil layanan ISBN Tahun 2020 dan 2021, dibedakan menjadi ISBN buku tercetak dan ISBN buku digital. Hingga Mei 2021, tercatat ISBN Perpusnas mengeluarkan sebanyak 13.019 ISBN untuk buku digital. Sementara sepanjang 2020, sebanyak 22.050 ISBN diberikan untuk buku digital.

"Data ini menggambarkan adanya pergeseran kebutuhan, baik dari segi penerbit sebagai produsen maupun dari segi pengguna atau pembaca sebagai konsumen. Kebutuhan buku digital sudah mulai diminati seiring perkembangan teknologi, di mana sebagian besar masyarakat Indonesia yang akrab dengan smartphone merasakan accessibility dan simplicity dari hadirnya buku digital ini,” kata dia.

Pada kesempatan tersebut, dilakukan evaluasi interface layanan baru laman ISBN yang resmi digunakan pada Januari 2021. Evaluasi dilakukan untuk mendengarkan masukan dan koreksi dari penerbit sebagai pengguna laman untuk meningkatkan efektivitas layanan ISBN.

Pustakawan madya Perpusnas Hidayat Edi Pramono mengatakan dasar pengembangan fitur ISBN adalah kebutuhan pengguna, menyesuaikan perkembangan teknologi, memudahkan pengguna dan kepuasan pengguna. Dia berharap, sebelum mengajukan permohonan ISBN, para penerbit membaca prosedur dan tata cara dengan teliti agar tidak terjadi masalah.

"Sehingga apa yang kami inginkan, layanan yang sangat memuaskan, itu bisa tercapai," kata dia.

Secara keseluruhan, selama lima bulan penggunaan, penerbit mengapresiasi interface baru ini semakin efektif karena fitur keterangan bermasalah. Fitur ini bersifat interaktif, sehingga memudahkan penerbit dan tim ISBN dalam mengatasi permasalahan pengajuan ISBN.

ISBN adalah deretan angka 13 digit sebagai pemberi identifikasi unik secara internasional terhadap satu buku maupun produk seperti buku yang diterbitkan oleh penerbit. Setiap nomor memberikan identifikasi unik untuk setiap terbitan buku dari setiap penerbit. Perpustakaan Nasional RI merupakan Badan Nasional ISBN yang berhak memberikan ISBN kepada penerbit yang berada di wilayah Indonesia.