EU tegaskan komitmen kerja sama dengan ASEAN terkait sampah plastik
28 Mei 2021 17:27 WIB
Duta Besar Uni Eropa untuk ASEAN Igor Driesmans menyampaikan sambutan pada peluncuran kerja sama "EU Support AHA Centre Programme" (EU-SAHA) di Kantor Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin (27/1/2020). ANTARA/HO/AHA Centre.
Jakarta (ANTARA) - Uni Eropa (EU) menyambut baik adopsi Rencana Aksi Nasional untuk penanganan sampah plastik di laut kawasan ASEAN dan menegaskan komitmen untuk memperkuat kerja sama antar-kawasan dalam pengarahan menuju ekonomi sirkular terkait plastik.
Pernyataan tersebut dikatakan oleh Duta Besar Uni Eropa untuk Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) Igor Driesmans dalam acara peluncuran ASEAN Regional Action Plan for Combating Marine Debris in the ASEAN Member States dari Jakarta, Jumat.
Dia pun menekankan pentingnya penerapan konsep ekonomi yang berkelanjutan, yang juga dikenal sebagai ekonomi sirkular (circular economy).
“Ekonomi sirkular kerap dianggap sebagai langkah untuk mengelola sampah dan daur ulang, namun konsep ini mencakup lebih banyak dari itu,” ujar Driesmans.
Menurut dia, ekonomi sirkular juga fokus pada penambahan nilai dari sumber-sumber dan bahan-bahan yang ada, yang pada saat yang bersamaan juga menangani masalah siklus kehidupan plastik dan masalah sampah laut di hilirnya.
Pada tahun 2019 lalu, tambahnya, Uni Eropa memulai implementasi proyek Memikirkan Kembali Plastik di Asia Timur dan Asia Tenggara untuk mendukung transisi ASEAN menuju ekonomi sirkular lebih jauh lagi dan untuk mendorong pengurangan bocornya sampah plastik ke laut.
“Transisi yang sukses menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan dan rendah karbon tak hanya bergantung pada regulasi dan kebijakan namun juga perubahan dalam bagaimana usaha-usaha dijalankan dan bagaimana masyarakat kita menjalankan hidup,” paparnya.
ASEAN meluncurkan Regional Action Plan for Combating Marine Debris in the ASEAN Member States tahun 2021-2025 pada Jumat, yang mewadahi strategi bersama dengan fokus pada solusi untuk menangani masalah sampah plastik di laut kawasan.
Rencana aksi tersebut akan diimplementasikan selama lima tahun ke depan. Terdapat sebanyak 14 langkah regional dari empat pilar yakni Dukungan dan Perencanaan Kebijakan; Riset, Inovasi dan Pembangunan Kapasitas; Kesadaran Publik, Pendidikan, dan Jangkauan; dan Pelibatan Sektor Swasta.
Aksi-aksi yang tercakup dalam rencana tersebut termasuk arahan bagi negara-negara untuk mengurangi produk plastik sekali pakai, menyelaraskan kebijakan regional terkait daur ulang dan standar kemasan plastik, dan memperkuat langkah dan pengawasan sampah laut regional.
Baca juga: EU soroti kemajuan dalam mencapai pemulihan hijau
Baca juga: ASEAN adopsi Rencana Aksi Regional untuk tangani polusi plastik
Baca juga: Indonesia jajal teknologi iradiasi untuk kurangi sampah plastik
Pernyataan tersebut dikatakan oleh Duta Besar Uni Eropa untuk Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) Igor Driesmans dalam acara peluncuran ASEAN Regional Action Plan for Combating Marine Debris in the ASEAN Member States dari Jakarta, Jumat.
Dia pun menekankan pentingnya penerapan konsep ekonomi yang berkelanjutan, yang juga dikenal sebagai ekonomi sirkular (circular economy).
“Ekonomi sirkular kerap dianggap sebagai langkah untuk mengelola sampah dan daur ulang, namun konsep ini mencakup lebih banyak dari itu,” ujar Driesmans.
Menurut dia, ekonomi sirkular juga fokus pada penambahan nilai dari sumber-sumber dan bahan-bahan yang ada, yang pada saat yang bersamaan juga menangani masalah siklus kehidupan plastik dan masalah sampah laut di hilirnya.
Pada tahun 2019 lalu, tambahnya, Uni Eropa memulai implementasi proyek Memikirkan Kembali Plastik di Asia Timur dan Asia Tenggara untuk mendukung transisi ASEAN menuju ekonomi sirkular lebih jauh lagi dan untuk mendorong pengurangan bocornya sampah plastik ke laut.
“Transisi yang sukses menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan dan rendah karbon tak hanya bergantung pada regulasi dan kebijakan namun juga perubahan dalam bagaimana usaha-usaha dijalankan dan bagaimana masyarakat kita menjalankan hidup,” paparnya.
ASEAN meluncurkan Regional Action Plan for Combating Marine Debris in the ASEAN Member States tahun 2021-2025 pada Jumat, yang mewadahi strategi bersama dengan fokus pada solusi untuk menangani masalah sampah plastik di laut kawasan.
Rencana aksi tersebut akan diimplementasikan selama lima tahun ke depan. Terdapat sebanyak 14 langkah regional dari empat pilar yakni Dukungan dan Perencanaan Kebijakan; Riset, Inovasi dan Pembangunan Kapasitas; Kesadaran Publik, Pendidikan, dan Jangkauan; dan Pelibatan Sektor Swasta.
Aksi-aksi yang tercakup dalam rencana tersebut termasuk arahan bagi negara-negara untuk mengurangi produk plastik sekali pakai, menyelaraskan kebijakan regional terkait daur ulang dan standar kemasan plastik, dan memperkuat langkah dan pengawasan sampah laut regional.
Baca juga: EU soroti kemajuan dalam mencapai pemulihan hijau
Baca juga: ASEAN adopsi Rencana Aksi Regional untuk tangani polusi plastik
Baca juga: Indonesia jajal teknologi iradiasi untuk kurangi sampah plastik
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021
Tags: