Afiq menjelaskan pihaknya mengedukasi masyarakat agar tidak lagi membuang minyak jelantah sembarangan ke saluran air karena dapat mencemari lingkungan, tetapi mengumpulkannya ke dalam jerigen agar memudahkan proses penjemputan.
Aksi mengumpulkan minyak jelantah kini telah berada di Jabodetabek, Tegal, Cirebon hingga Yogyakarta. Pada 2020, minyak jelantah yang terkumpul mencapai 100 ribu liter dari wilayah Jabodetabek.
Baca juga: Minyak jelantah mampu penuhi 32 persen kebutuhan biodiesel nasional
"Total dana sedekah yang dapat dikelola dari satu jerigen 18 liter untuk program sosial pemberdayaan masyarakat sebesar Rp135 ribu," kata nya.
Minyak jelantah yang telah terkumpul di Collection Point kemudian dikirim ke Eropa untuk diolah menjadi bahan bakar alternatif berupa B100.
Harga minyak jelantah Rp8.000 per liter, jika sudah menjadi B100 harganya naik Rp22.000 per liter.
Baca juga: Indonesia perlu fokus kembangkan usaha pengolahan minyak jelantah
Pemerintah memperkirakan subsidi atau insentif tambahan untuk program mandatori biodiesel 30 Persen (B30) pada tahun ini mencapai Rp46 triliun.
Minyak jelantah dapat menjadi solusi energi di tengah melambungnya harga sawit mentah di pasar saat ini yang berada pada kisaran 4.000 ringgit Malaysia per ton.
Baca juga: DLHK Pekanbaru olah minyak jelantah jadi biodisel
Baca juga: Di tangan KSM Ramah Lingkungan Tarakan, minyak jelantah jadi biodiesel
Baca juga: Warga Muara Angke olah minyak jelantah jadi bio solar