Akademisi ingatkan pentingnya mitigasi bencana berbasis riset
28 Mei 2021 03:26 WIB
llustrasi - Pengendara sepeda motor melintas di dekat tambatan perahu di Pantai Teluk Palu, Sulawesi Tengah, Senin (26/4/2021). Pemerintah dan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) melakukan mitigasi bencana dengan memasang papan peringatan kawasan rawan tsunami di sejumlah titik di pantai yang telah diterjang lima kali tsunami sejak tahun 1908 itu. ANTARA/Basri Marzuki/hp.
Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Dr. Indra Permanajati mengingatkan pentingnya mitigasi bencana berbasis riset agar makin optimal dan tepat sasaran.
"Mitigasi berbasis riset artinya penanganan bencana dirancang dengan kaidah atau metode yang ilmiah," katanya di Purwokerto, Banyumas, Kamis.
Koordinator Bencana Geologi Pusat Mitigasi Unsoed itu menambahkan kaidah ilmiah itu disusun berdasarkan urutan dan pola yang tepat sesuai dengan kondisi suatu wilayah.
"Seperti contoh dalam penanganan bencana di suatu wilayah wajib dilakukan pemetaan menyeluruh untuk identifikasi bencana secara akurat. Setelah diidentifikasi baru bisa melakukan langkah-langkah penanganan baik itu prabencana, saat bencana maupun pascabencana," katanya.
Dengan demikian, kata dia, pemilihan teknik mitigasi dapat lebih tepat dan mendekati substansi yang nyata sehingga kemungkinan keberhasilan dalam proses mitigasi lebih besar dan efisiensi, sehingga dalam penanganan bisa lebih efisien.
"Karena tujuan dalam mitigasi berbasis riset adalah menghindari penanganan bencana yang tidak tepat sasaran," katanya.
Baca juga: BMKG ingatkan perlu perkuat mitigasi kekeringan jelang puncak kemarau
Baca juga: Pakar: Mitigasi bencana kekeringan harus diperkuat
Dia menambahkan mitigasi bencana adalah usaha untuk meminimalkan terjadinya risiko bencana karena adanya bencana, baik bencana alam, nonalam dan lain sebagainya.
"Usaha ini tidak berujung dan selalu berkembang dengan tujuan satu yaitu meminimalisasi risiko atau dampak karena bencana. Untuk mewujudkan ini tentu tidak mudah, perlu strategi dan cara dalam melakukannya dengan membuat perencanaan dan sistem penanganan yang lebih tepat," katanya.
Dia menambahkan, penanganan dirancang dengan sistematis dan sedapat mungkin sesuai dengan kondisi yang nyata.
Karena itu, kata dia, konsep ke depan yang harus dikembangkan adalah mitigasi berbasis riset. Cara ini merupakan strategi dalam mitigasi dengan cara yang logis dan terukur.
"Idealnya semua mitigasi yang dilakukan di setiap wilayah berbasis riset, artinya usaha ini akan meminimalkan kesalahan-kesalahan atau kekurangtepatan dalam proses mitigasi," katanya.
Melalui upaya tersebut, kata dia, mitigasi yang dilakukan diharapkan akan lebih tepat, terukur dan efisien.
Baca juga: Mensos Risma minta perkuat mitigasi bencana hadapi anomali cuaca
Baca juga: Gubernur Jatim ingin mitigasi bencana dilakukan lebih komprehensif
"Mitigasi berbasis riset artinya penanganan bencana dirancang dengan kaidah atau metode yang ilmiah," katanya di Purwokerto, Banyumas, Kamis.
Koordinator Bencana Geologi Pusat Mitigasi Unsoed itu menambahkan kaidah ilmiah itu disusun berdasarkan urutan dan pola yang tepat sesuai dengan kondisi suatu wilayah.
"Seperti contoh dalam penanganan bencana di suatu wilayah wajib dilakukan pemetaan menyeluruh untuk identifikasi bencana secara akurat. Setelah diidentifikasi baru bisa melakukan langkah-langkah penanganan baik itu prabencana, saat bencana maupun pascabencana," katanya.
Dengan demikian, kata dia, pemilihan teknik mitigasi dapat lebih tepat dan mendekati substansi yang nyata sehingga kemungkinan keberhasilan dalam proses mitigasi lebih besar dan efisiensi, sehingga dalam penanganan bisa lebih efisien.
"Karena tujuan dalam mitigasi berbasis riset adalah menghindari penanganan bencana yang tidak tepat sasaran," katanya.
Baca juga: BMKG ingatkan perlu perkuat mitigasi kekeringan jelang puncak kemarau
Baca juga: Pakar: Mitigasi bencana kekeringan harus diperkuat
Dia menambahkan mitigasi bencana adalah usaha untuk meminimalkan terjadinya risiko bencana karena adanya bencana, baik bencana alam, nonalam dan lain sebagainya.
"Usaha ini tidak berujung dan selalu berkembang dengan tujuan satu yaitu meminimalisasi risiko atau dampak karena bencana. Untuk mewujudkan ini tentu tidak mudah, perlu strategi dan cara dalam melakukannya dengan membuat perencanaan dan sistem penanganan yang lebih tepat," katanya.
Dia menambahkan, penanganan dirancang dengan sistematis dan sedapat mungkin sesuai dengan kondisi yang nyata.
Karena itu, kata dia, konsep ke depan yang harus dikembangkan adalah mitigasi berbasis riset. Cara ini merupakan strategi dalam mitigasi dengan cara yang logis dan terukur.
"Idealnya semua mitigasi yang dilakukan di setiap wilayah berbasis riset, artinya usaha ini akan meminimalkan kesalahan-kesalahan atau kekurangtepatan dalam proses mitigasi," katanya.
Melalui upaya tersebut, kata dia, mitigasi yang dilakukan diharapkan akan lebih tepat, terukur dan efisien.
Baca juga: Mensos Risma minta perkuat mitigasi bencana hadapi anomali cuaca
Baca juga: Gubernur Jatim ingin mitigasi bencana dilakukan lebih komprehensif
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021
Tags: