Balikpapan (ANTARA) - Gangguan listrik di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan sepanjang hari Kamis hingga malam hari pukul 20.51 Waktu Indonesia Tengah (Wita) menjadikan jutaan pelanggan terdampak dan menanggung kerugian.

Sebagian wilayah Balikpapan masih gulita bersama sejumlah daerah di Kaltim seperti kota Samarinda, Tenggarong, Bontang, dan Sangatta, pasokan listrik terhenti sejak pukul 13.29 Wita. Gangguan serupa juga terjadi di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

“Penyebab utamanya adalah lepasnya sistem interkoneksi, penghubung, antara Kalsel dengan Kaltim, karena terganggunya transmisi dari Gardu Induk Tengkawang dan Gardu Induk Embalut," jelas General Manager (GM) Unit Induk Wilayah Kalimantan Timur dan Utara (UIW Kaltimra) Saleh Siswanto, Kamis petang.

Gardu Induk Embalut diketahui ada di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Lepasnya sistem koneksi ini membuat Sistem Mahakam di Kalimantan Timur dan Sistem Barito yang melingkupi Kalimantan Selatan dan sebagian Kalimantan Tengah kekurangan daya karena daya dari beberapa pembangkit tidak tersalur.

Karena ini sebagian pelanggan di wilayah tertentu listriknya padam sementara itu dalam beberapa jam sebagian yang lain mulai pulih dan mendapat tegangan kembali.

"Sistem distribusi kami dari Balikpapan sampai Sangatta padam, kecuali Tanjung Redeb, Berau, yang isolated, atau berada di luar Sistem Mahakam," lanjut Saleh.
Baca juga: Ketua DPD RI sebut listrik di Kalbar butuh perhatian serius pemerintah
Baca juga: Dorong investasi, PLN siapkan interkoneksi listrik Kalbar-Kalteng


Akibat gangguan transmisi ini, sebanyak sekurangnya 1,02 juta pelanggan PLN terdampak. Akun twitter Humas PLN Kaltimra pada @PLN123 dibanjiri pernyataan dan pernyataan, termasuk juga informasi pelanggan di mana saja yang masih belum mendapat listrik kembali.

“Sepinggan masih gelap” kata akun fataefendi 7.

Menurut GM Saleh, dibutuhkan proses empat hingga delapan jam untuk menormalkan sistem, mengingat pembangkit yang digunakan pada sistem kelistrikan adalah PLTU atau pembangkit listrik tenaga uap.

“Ada tiga unit PLTU yang sedang dalam proses penormalan, yaitu PLTU Balikpapan dengan daya 2x100 Megawatt (MW), PLTU Bontang dengan daya 2x30 MW, dan PLTU Tanjung Batu dengan daya 2x110 MW,” jelas Saleh.

Dengan daya maksimal 60 MW, PLTU Bontang menjadi yang paling cepat dapat masuk ke dalam sistem kembali, yaitu 4 jam. Dan diharapkan segera dalam 6-8 jam PLTU Balikpapan dan Tanjung Batu.

Setelah Bontang masuk kembali, pada pukul 15.00-16.00 sudah teraliri listrik kembali. Menurut Saleh, diperhitungkan situasi normal kembali bersamaan dengan masa masa beban puncak, di mana listrik dari PLTU Balikpapan dan Tanjung Batu sebesar 420 MW masuk sistem kembali.

Beban puncak Kaltimra sendiri mencapai 535 MW dan terjadi anara pukul 18.30 sampai dengan jam 21:00.

“Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan ini,” kata Saleh.
Baca juga: Sutarmidji : Kalimantan perlu segera bangun pembangkit listrik terpadu
Baca juga: Gubernur Kalbar ungkap alasan ingin Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir