Menkominfo minta operator seluler persiapkan matang 5G
27 Mei 2021 18:44 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate saat acara peluncuran jaringan 5G Telkomsel, Kamis (27/5/2021). ANTARA/HO-Kemkominfo/am.
Jakarta (ANTARA) - Menyambut era baru jaringan telekomunikasi di Indonesia, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate meminta operator seluler mempersiapkan secara matang jaringan 5G.
"Ini bukan cepat-cepatan, tapi persiapan matang, pertimbangan bisnis yang berorientasi ke depan," kata Johnny saat acara virtual, Kamis.
Adopsi awal 5G di Indonesia, menurut Johnny, merupakan langkah revolusioner di era telekomunikasi dan digital Indonesia, tentu akan menimbulkan dampak positif maupun negatif.
Baca juga: Operator telekomunikasi diminta taat aturan uji laik operasi 5G
"Itu mendorong kita untuk berkolaborasi agar penggelaran 5G lebih matang dan kuat," kata Johnny.
Menteri Johnny menaruh harapan besar pada jaringan 5G, apalagi masyarakat sudah banyak yang bermigrasi ke ruang digital. Pandemi virus corona sejak setahun belakangan juga mendorong transformasi digital di Indonesia.
"Siapkan operating expenditure dan capital expenditure yang memadai, pasar menanti. Pemerintah akan memastikan (menjalankan) tugas dan fungsi pokoknya," kata Johnny.
Berkaitan dengan wilayah operasional 5G yang saat ini terbatas, Johnny juga meminta operator seluler menyiapkan peta jalan dan cara yang efisien dalam menggelar infrastruktur untuk 5G.
Baca juga: Kominfo beri izin Telkomsel gelar layanan 5G komersial
Telkomsel baru saja meluncurkan layanan 5G komersial secara terbatas untuk pengguna di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, serta beberapa kota lainnya.
Peluncuran layanan 5G dari Telkomsel menandai masuknya 5G ke Indonesia untuk pertama kalinya dalam layanan komersial.
Operator seluler ini mengoperasikan sinyal 5G di spektrum frekuensi radio 2,3GHz, sesuai dengan izin yang diberikan kementerian untuk mengoperasikan layanan tersebut.
Data dari Kementerian Kominfo, Indonesia membutuhkan alokasi spektrum frekuensi radio sebesar 2.047MHz sampai 2024 nanti untuk mendukung jaringan 4G dan 5G.
Saat ini, untuk keseluruhan operasional telekomunikasi di Indonesia, terpakai sekitar 737MHz.
Pemerintah masih perlu menambah dan menata ulang, farming dan refarming, sebesar 1.310MHz atau hampir dua kali lipat dari kapasitas yang ada sekarang.
Baca juga: Indonesia miliki layanan 5G komersial pertama
Baca juga: 5 hal yang perlu diketahui soal 5G di Indonesia
"Ini bukan cepat-cepatan, tapi persiapan matang, pertimbangan bisnis yang berorientasi ke depan," kata Johnny saat acara virtual, Kamis.
Adopsi awal 5G di Indonesia, menurut Johnny, merupakan langkah revolusioner di era telekomunikasi dan digital Indonesia, tentu akan menimbulkan dampak positif maupun negatif.
Baca juga: Operator telekomunikasi diminta taat aturan uji laik operasi 5G
"Itu mendorong kita untuk berkolaborasi agar penggelaran 5G lebih matang dan kuat," kata Johnny.
Menteri Johnny menaruh harapan besar pada jaringan 5G, apalagi masyarakat sudah banyak yang bermigrasi ke ruang digital. Pandemi virus corona sejak setahun belakangan juga mendorong transformasi digital di Indonesia.
"Siapkan operating expenditure dan capital expenditure yang memadai, pasar menanti. Pemerintah akan memastikan (menjalankan) tugas dan fungsi pokoknya," kata Johnny.
Berkaitan dengan wilayah operasional 5G yang saat ini terbatas, Johnny juga meminta operator seluler menyiapkan peta jalan dan cara yang efisien dalam menggelar infrastruktur untuk 5G.
Baca juga: Kominfo beri izin Telkomsel gelar layanan 5G komersial
Telkomsel baru saja meluncurkan layanan 5G komersial secara terbatas untuk pengguna di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, serta beberapa kota lainnya.
Peluncuran layanan 5G dari Telkomsel menandai masuknya 5G ke Indonesia untuk pertama kalinya dalam layanan komersial.
Operator seluler ini mengoperasikan sinyal 5G di spektrum frekuensi radio 2,3GHz, sesuai dengan izin yang diberikan kementerian untuk mengoperasikan layanan tersebut.
Data dari Kementerian Kominfo, Indonesia membutuhkan alokasi spektrum frekuensi radio sebesar 2.047MHz sampai 2024 nanti untuk mendukung jaringan 4G dan 5G.
Saat ini, untuk keseluruhan operasional telekomunikasi di Indonesia, terpakai sekitar 737MHz.
Pemerintah masih perlu menambah dan menata ulang, farming dan refarming, sebesar 1.310MHz atau hampir dua kali lipat dari kapasitas yang ada sekarang.
Baca juga: Indonesia miliki layanan 5G komersial pertama
Baca juga: 5 hal yang perlu diketahui soal 5G di Indonesia
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: