Krakatau Steel targetkan produksi 100 ribu ton bondek per tahun
27 Mei 2021 17:50 WIB
Kegiatan produksi PT Krakatau Steel yang mencatatkan laba untuk pertama kalinya sejak 2012 sebesar Rp326 miliar pada 2020. ANTARA/HO-Humas Krakatau Steel/am.
Jakarta (ANTARA) - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menargetkan produksi bondek (floordeck) sebanyak 100 ribu ton per tahun untuk merealisasikan program hilirisasi baja nasional sekaligus mengurangi penggunaan material impor pasar baja di Indonesia.
"Target produksinya 100 ribu ton per tahun untuk membidik potensi pasar dalam negeri sebesar 250 ribu ton per tahun," kata Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim dalam keterangan tertulis terkait peluncuran produk bondek tersebut di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, pihaknya saat ini produk tersebut untuk pasar dalam negeri karena perseroan fokus untuk mengurangi penggunaan material impor di pasar baja Indonesia.
Ia mengatakan, bondek merupakan produk hilir baja ringan terbaru hasil kerja sama dengan mitra strategis, yaitu PT Tumbakmas Inti Mulia dalam melapisi bahan baku produk CRC Krakatau Steel dengan galvanis dan PT Hamasa Steel Center dalam memproses pembentukan hingga menjadi produk bondek.
“Produk ini bagian dari program hilirisasi kami sejak 2020 untuk meningkatkan penyerapan produk CRC Krakatau Steel sehingga akan membantu peningkatan volume penjualan serta meningkatkan utilitisasi pabrikan dalam negeri,” kata Silmy.
Material bondek ini menggunakan "hot dip
galvanized steel" sesuai dengan standar SNI 07-2053-2006 Baja Lembaran Lapis Seng (BjLS) dan bahan bakunya menggunakan produk baja "cold rolled coil" (CRC) dari Krakatau Steel.
Baca juga: Krakatau Steel raih laba Rp326 miliar pada 2020
Baca juga: Erick Thohir yakin kinerja Krakatau Steel akan semakin baik Fungsi dari produk baja hilir adalah sebagai bahan penyangga pada lantai cor dan juga memperkuat lapisan cor.
Ia juga menyebut, segmen pasarnya adalah proyek, khususnya untuk infrastruktur dan bangunan serta juga segmen retail.
Keunggulan dari produk ini diantaranya pemasangan mudah dan cepat, mudah dipindahkan dan ringan, biaya yang relatif lebih ekonomis serta berat dak yang lebih ringan karena mengurangi penggunaan beton.
Saat ini perseroan telah meluncurkan delapan produk hilirisasi yang terdiri dari welded beam, kanal C, reng asimetris, plat talang, customized plate, tower, electric pole, baja hollow, atap baja ringan dan rangka atap baja ringan.
"Ke depan akan ada dua produk baja hilir lainnya yang ditargetkan akan diluncurkan pada 2021 ini,” kata Silmy.
Sebelumnya, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih Rp326 miliar dengan capaian laba operasi Rp2,4 triliun pada 2020.
Pencapaian laba itu merupakan yang pertama kalinya selama delapan tahun terakhir setelah sebelumnya Krakatau Steel selalu mengalami kerugian sejak 2012.
Baca juga: Erick Thohir: Pabrik baru KS bakal wujudkan kemandirian industri baja
Baca juga: Dongkrak penjualan, Krakatau Steel teken kerja sama Rp4,8 triliun
"Target produksinya 100 ribu ton per tahun untuk membidik potensi pasar dalam negeri sebesar 250 ribu ton per tahun," kata Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim dalam keterangan tertulis terkait peluncuran produk bondek tersebut di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, pihaknya saat ini produk tersebut untuk pasar dalam negeri karena perseroan fokus untuk mengurangi penggunaan material impor di pasar baja Indonesia.
Ia mengatakan, bondek merupakan produk hilir baja ringan terbaru hasil kerja sama dengan mitra strategis, yaitu PT Tumbakmas Inti Mulia dalam melapisi bahan baku produk CRC Krakatau Steel dengan galvanis dan PT Hamasa Steel Center dalam memproses pembentukan hingga menjadi produk bondek.
“Produk ini bagian dari program hilirisasi kami sejak 2020 untuk meningkatkan penyerapan produk CRC Krakatau Steel sehingga akan membantu peningkatan volume penjualan serta meningkatkan utilitisasi pabrikan dalam negeri,” kata Silmy.
Material bondek ini menggunakan "hot dip
galvanized steel" sesuai dengan standar SNI 07-2053-2006 Baja Lembaran Lapis Seng (BjLS) dan bahan bakunya menggunakan produk baja "cold rolled coil" (CRC) dari Krakatau Steel.
Baca juga: Krakatau Steel raih laba Rp326 miliar pada 2020
Baca juga: Erick Thohir yakin kinerja Krakatau Steel akan semakin baik Fungsi dari produk baja hilir adalah sebagai bahan penyangga pada lantai cor dan juga memperkuat lapisan cor.
Ia juga menyebut, segmen pasarnya adalah proyek, khususnya untuk infrastruktur dan bangunan serta juga segmen retail.
Keunggulan dari produk ini diantaranya pemasangan mudah dan cepat, mudah dipindahkan dan ringan, biaya yang relatif lebih ekonomis serta berat dak yang lebih ringan karena mengurangi penggunaan beton.
Saat ini perseroan telah meluncurkan delapan produk hilirisasi yang terdiri dari welded beam, kanal C, reng asimetris, plat talang, customized plate, tower, electric pole, baja hollow, atap baja ringan dan rangka atap baja ringan.
"Ke depan akan ada dua produk baja hilir lainnya yang ditargetkan akan diluncurkan pada 2021 ini,” kata Silmy.
Sebelumnya, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih Rp326 miliar dengan capaian laba operasi Rp2,4 triliun pada 2020.
Pencapaian laba itu merupakan yang pertama kalinya selama delapan tahun terakhir setelah sebelumnya Krakatau Steel selalu mengalami kerugian sejak 2012.
Baca juga: Erick Thohir: Pabrik baru KS bakal wujudkan kemandirian industri baja
Baca juga: Dongkrak penjualan, Krakatau Steel teken kerja sama Rp4,8 triliun
Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021
Tags: