Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore ditutup menguat di tengah ekspektasi kebijakan moneter ketat bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed).

Rupiah ditutup menguat 40 poin atau 0,28 persen ke posisi Rp14.288 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.328 per dolar AS.

"Ekspektasi bahwa Federal Reserve perlahan tapi pasti akan bergerak untuk membahas kebijakan moneter yang lebih ketat meningkat," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis.

Meskipun The Fed bersikeras akan mempertahankan kebijakan dovish-nya saat ini, beberapa pejabat The Fed telah mengisyaratkan dalam komentar baru-baru ini bahwa waktu untuk membahas perubahan kebijakan bisa mendekati lebih cepat dari yang diharapkan.

Baca juga: Dolar AS berbalik naik, yen tergelincir karena prospek ekonomi berbeda

Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 90,047, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 90,042.

Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,588 persen, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,574 persen.

Sementara itu pasar juga fokus pada rilis data AS lebih lanjut, termasuk PDB untuk kuartal pertama 2021.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.300 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.286 per dolar AS hingga Rp14.323 per dolar AS.

Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis menguat menjadi Rp14.312 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.335 per dolar AS.

Baca juga: IHSG ditutup menguat, di tengah pelemahan mayoritas bursa saham Asia