Gina Gapai Sukses Setelah Alami Kegagalan
26 Agustus 2010 09:17 WIB
Enam pendaki Indonesia dari kiri Martin Rimbawan (28), Ardeshir Yaftebbi (26), Gina Afriani (22), Iwan Irawan (38), Nurhuda (23), dan Fajri Al Luth (28) berpose dengan bendera Merah Putih seusai pelepasan tim ekspedisi tujuh puncak gunung dunia di Jakarta. (ANTARA/Andika Wahyu)
Jakarta (ANTARA News) - Gina Afriani adalah satu-satunya wanita pendaki gunung dari Wanadri yang tergabung dalam Tim "7 Summits Expedition" atau ekspedisi tujuh puncuk dunia,
Pada pendakian kedua dari tujuh pendakian yang direncanakan, untuk mencapai Puncak Kilimanjaro (5.895 mdpl) di Tanzania Afrika, Gina membutuhkan waktu lebih banyak dibandingkan dengan lima pendaki yang lain.
Pendaki berumur 22 tahun ini pada usaha pertama pendakian bersama tim gagal mencapai puncak tertinggi di Afrika meski tinggal sekitar 250 m lagi. Kondisi itu memaksa Gina kembali menuruni gunung yang menjadi tujuannya. Kejadian tersebut terjadi pada 1 Agustus.
Keputusan kembali turun ditentukan setelah gadis kelahiran Sumedang itu mengalami pingsan dan kedinginan yang sangat parah akibat cuaca yang kurang bersahabat dan terkena penyakit ketinggian.
"Saat itu saya menangis dan sedih karena tidak bisa mencapai puncak. Itu semua karena aku salah menggunakan jaket sehingga membuat kondisi tubuh menurun," katanya saat dikonfirmasi di sela kedatangan tim itu di Bandara Soekarno Jakarta, Rabu malam (25/8).
Gagal menggapai puncak Kilimanjaro ternyata tidak membuat gadis yang lahir tanggal 5 April 1988 menyerah begitu saja pada nasib. Misi untuk menancapkan bendera Merah Putih di puncak tertinggi di Benua Hitam itu tetap membara sehingga membakar semangat untuk kembali melakukan pendakian.
Didampingi salah satu pendaki senior Wanadri Hendricus Mutter, pendaki termuda dalam Tim 7 Summits Expedition itu kembali melakukan pendakian. Akhirnya tepat pada 3 Agustus 2010, mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Bandung itu sukses menapakkan kakinya di Puncak Kilimanjaro.
"Kegagalan di pendakian pertama menjadi bekal di pendakian kedua. Apa yang kurang pada pendakian bersama tim kami tutupi saat pendakian kedua. Memang benar gagal adalah pengantar sebuah keberhasilan," katanya dengan mimik serius.
Sebetulnya, kata dia, usaha kedua pendakian ke Puncak Kilimanjaro cuaca lebih kurang bersahabat dibandingkan pendakian pertama. Tiupan angin sangat kencang dan suhu terus menurun. Dengan kondisi itu diperlukan kematangan dan perhitungan yang tepat agar selamat dalam menjalankan misi.
Puncak Elbrus
Kegagalan yang menimpanya saat di Kilimanjaro memacu Gina Afriani untuk lebih siap pada pendakian ketiga yaitu ke Puncak Elbrus (5.642 mdpl) di Rusia. Hasilnya mahasiswa jurusan Pendidikan Kepelatihan Olah Raga angkatan 2006 itu sukses mencapai puncak tertinggi di Eropa itu bersama-sama dengan para anggota lain tim.
Mencapai Puncak Elbrus tidak semulus yang dijadwalkan. Sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, seluruh pendaki harus sampai puncak tepat pada 17 Agustus 2010 atau tepat pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-65. Namun akibat cuaca buruk, seluruh tim baru bisa mencapai puncak pada 19 Agustus.
Dengan sukses menancapkan bendera Merah Putih di Puncak Kilimanjaro dan Elbrus, sudah tiga puncak telah mereka daki. Sebelumnya Gina Afriani dan kawan-kawan sukses mencapai Puncak Ndugu-Ndugu (4.884 mdpl) di Papua.
Selanjutnya tim akan mempersiapkan diri untuk melakukan pendakian berikutnya yaitu ke Puncak Aconcagua (6.962 mdpl) Argentina, Denali atau McKinley (6.194 mdpl) Alaska, Vinson Massif (4.897 mdpl) Kutub Utara dan Sagarmatha atau Everest (8.848 mdpl) Nepal.
(B016/016)
Pada pendakian kedua dari tujuh pendakian yang direncanakan, untuk mencapai Puncak Kilimanjaro (5.895 mdpl) di Tanzania Afrika, Gina membutuhkan waktu lebih banyak dibandingkan dengan lima pendaki yang lain.
Pendaki berumur 22 tahun ini pada usaha pertama pendakian bersama tim gagal mencapai puncak tertinggi di Afrika meski tinggal sekitar 250 m lagi. Kondisi itu memaksa Gina kembali menuruni gunung yang menjadi tujuannya. Kejadian tersebut terjadi pada 1 Agustus.
Keputusan kembali turun ditentukan setelah gadis kelahiran Sumedang itu mengalami pingsan dan kedinginan yang sangat parah akibat cuaca yang kurang bersahabat dan terkena penyakit ketinggian.
"Saat itu saya menangis dan sedih karena tidak bisa mencapai puncak. Itu semua karena aku salah menggunakan jaket sehingga membuat kondisi tubuh menurun," katanya saat dikonfirmasi di sela kedatangan tim itu di Bandara Soekarno Jakarta, Rabu malam (25/8).
Gagal menggapai puncak Kilimanjaro ternyata tidak membuat gadis yang lahir tanggal 5 April 1988 menyerah begitu saja pada nasib. Misi untuk menancapkan bendera Merah Putih di puncak tertinggi di Benua Hitam itu tetap membara sehingga membakar semangat untuk kembali melakukan pendakian.
Didampingi salah satu pendaki senior Wanadri Hendricus Mutter, pendaki termuda dalam Tim 7 Summits Expedition itu kembali melakukan pendakian. Akhirnya tepat pada 3 Agustus 2010, mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Bandung itu sukses menapakkan kakinya di Puncak Kilimanjaro.
"Kegagalan di pendakian pertama menjadi bekal di pendakian kedua. Apa yang kurang pada pendakian bersama tim kami tutupi saat pendakian kedua. Memang benar gagal adalah pengantar sebuah keberhasilan," katanya dengan mimik serius.
Sebetulnya, kata dia, usaha kedua pendakian ke Puncak Kilimanjaro cuaca lebih kurang bersahabat dibandingkan pendakian pertama. Tiupan angin sangat kencang dan suhu terus menurun. Dengan kondisi itu diperlukan kematangan dan perhitungan yang tepat agar selamat dalam menjalankan misi.
Puncak Elbrus
Kegagalan yang menimpanya saat di Kilimanjaro memacu Gina Afriani untuk lebih siap pada pendakian ketiga yaitu ke Puncak Elbrus (5.642 mdpl) di Rusia. Hasilnya mahasiswa jurusan Pendidikan Kepelatihan Olah Raga angkatan 2006 itu sukses mencapai puncak tertinggi di Eropa itu bersama-sama dengan para anggota lain tim.
Mencapai Puncak Elbrus tidak semulus yang dijadwalkan. Sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, seluruh pendaki harus sampai puncak tepat pada 17 Agustus 2010 atau tepat pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-65. Namun akibat cuaca buruk, seluruh tim baru bisa mencapai puncak pada 19 Agustus.
Dengan sukses menancapkan bendera Merah Putih di Puncak Kilimanjaro dan Elbrus, sudah tiga puncak telah mereka daki. Sebelumnya Gina Afriani dan kawan-kawan sukses mencapai Puncak Ndugu-Ndugu (4.884 mdpl) di Papua.
Selanjutnya tim akan mempersiapkan diri untuk melakukan pendakian berikutnya yaitu ke Puncak Aconcagua (6.962 mdpl) Argentina, Denali atau McKinley (6.194 mdpl) Alaska, Vinson Massif (4.897 mdpl) Kutub Utara dan Sagarmatha atau Everest (8.848 mdpl) Nepal.
(B016/016)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010
Tags: